INFO JABAR — Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan inovasi merupakan syarat utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, kata Uu, kolaborasi antara pemerintahan dan pelaku pembangunan juga penting untuk mengeksplorasi potensi dan peluang, serta menjawab berbagai permasalahan yang ada.
"Digitalisasi juga penting, contohnya banyak program-program Jabar yang kini hubungannya dengan teknologi," kata Uu saat menghadiri Rapat Paripurna Istimewa Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-650 Kota Cirebon di Ruang Rapat Griya Sawala DPRD Kota Cirebon, Minggu, 1 September 2019.
Bertepatan di hari jadi Kota Cirebon, Uu menaruh harapan Kota Udang dan sekitarnya ini akan menjadi pusat perekonomian Jawa Barat di masa depan. Terutama dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Segitiga Rebana yang mencakup wilayah Cirebon, Patimban (Subang), dan Kertajati (Majalengka).
“Dampak Segitiga Rebana tentu akan dirasakan juga oleh daerah di Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan),” ucap UU.
Uu juga mengimbau masyarakat dan jajaran pemerintah Kota Cirebon dan sekitarnya untuk siap menjalankan inovasi bersama Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar. Salah satunya dengan gencar promosi menarik bagi investor.
Di tempat terpisah Uu menegaskan pentingnya para santri mengkaji Kitab Kuning. Menurut dia, Kitab Kuning merupakan produk intelektual ulama yang pada umumnya berisi ajakan untuk mengamalkan Islam dalam bingkai berbangsa dan bernegara.
"Islam harus kita laksanakan secara kultural, secara struktural, dan perjuangan kiai di masa lalu kita teruskan saat ini," kata Uu saat menghadiri Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) di Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Minggu, 1 September 2019.
Melalui Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK), kata Uu, santri menunjukkan kemampuan dalam membaca teks kitab kuning sebagai khazanah klasik dan rujukan umat Islam.
Dalam kesempatan tersebut Uu juga menyebut sejumlah program keumatan yang digulirkan oleh Pemprov Jabar, di antaranya Satu Desa Satu Hafidz, English for Ulama, One Pesantren One Product (OPOP), dan Kredit Mesra.
"English for Ulama agar ahli agama kita bisa mengkomunikasikan Islam yang Wasathiah kepada dunia," katanya.
Mantan Bupati Tasikmalaya itu juga mengapresiasi lembaga pendidikan pesantren yang berdiri di Indonesia sejak dulu. Pesantren, tambah Uu, menjadi pilar akidah dan benteng moral Bangsa. (*)