Menurut Neta, Agung adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Ciputat yang kerap memimpin unjuk rasa bersama mahasiswa dan aktivis Islam di Jakarta. Ia mengatakan kerap bertemu Agung di lapangan ketika berunjuk rasa.
Neta menyebut pelaporan terhadap sejumlah pegiat antikorupsi kemarin adalah inisiatif Agung beserta komunitasnya. Sebelum melapor, Agung menggelar demo di Polda Metro Jaya. “Setelah melaporkan (Febri, Adnan, dan Asfinawati) ke Polda mereka datang menemui saya,” kata dia.
Di bawah koordinasi Agung, Pemuda Pengawal KPK juga melakukan unjuk rasa di gedung lembaga antirasuah, pada Kamis sore, 29 Agustus 2019. Aksi yang menuntut agar KPK tak berpolitik itu dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan. Namun, Agung tak terlihat ikut dalam unjuk rasa.
Aksi sejak pukul 14.00 hingga 15.30 itu berlangsung sepi. Dari pantauan Tempo, sejumlah peserta tak khidmat mengikuti arahan orator. Beberapa peserta malah bercanda saling menyemprotkan air mineral kala orator berteriak-teriak lantang. Seorang pria di barisan belakang terlihat berjoged dengan kawannya. Belasan massa dengan membawa gorengan di tangan masuk barisan ketika aksi sudah berjalan selama satu jam.
Seorang peserta bernama Kelvin, 24 tahun, mengaku tak punya misi mengikuti aksi. Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ini mengatakan hanya diajak oleh Agung. "Saya mulai ikut Agung ketika dia melapor ke polisi, tapi saya enggak tahu apa yang dilaporkan," kata dia.
Seorang supir Grab yang ikut jadi peserta aksi juga mengaku hanya kenal dengan beberapa peserta. Menurut dia, komunitas yang ia tak tahu sejak kapan berdirinya itu kerap berdiskusi soal isu korupsi. "Kadang di kos-kosan, kadang di tempat nongkrong," katanya. Ketika ditanya lebih lanjut, ia menghindar.
ROSSENO AJI NUGROHO | ARKHELAUS WISNU | MAYA AYU PUSPITASARI