TEMPO.CO, Jakarta - Nama Agung Zulianto mendadak muncul di tengah polemik seleksi pemilihan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pria 28 tahun itu melaporkan juru bicara KPK Febri Diansyah, koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo, dan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati ke Polda Metro Jaya, Senin, 28 Agustus 2019.
Dalam laporannya, Agung menuding ketiganya menyebar berita bohong soal proses seleksi calon pimpinan KPK. "Saya tidak ingin ada opini publik, jadinya nanti pimpinan yang terpilih akan didiskreditkan," kata Agung saat dihubungi, Kamis, 29 Agustus 2019.
Informasi yang termuat dalam surat laporan menyebut Agung adalah seorang mahasiswa. Pria asal Jombang ini beralamat di Jalan Batan I, Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Ketika ditelusuri, alamat itu mengarah ke asrama mahasiswa putra milik Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta.
Di asrama mahasiswa yang berlokasi dekat dengan stasiun Moda Raya Terpadu Lebak Bulus itu, Tempo tidak berhasil menemui Agung. Dua mahasiswa penghuni asrama yang ditemui mengaku tak mengenal Agung. Seorang petugas keamanan yang hanya mau disebut Pakdhe mengaku kenal dengan Agung. Menurut dia, Agung adalah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. “Agung sudah tidak tinggal di asrama,” katanya.
Rupanya, Agung juga dikenal Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane. Pengamat kepolisian yang kerap mengkritik pegiat antikorupsi itu mengatakan sudah lama kenal dengan Agung.