TEMPO.CO, Jakarta-Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Mohammad Tsanni Annafari mengatakan banyak pegawai yang gusar dengan seleksi calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Menurutnya kegusaran itu muncul lantaran ada capim yang integritasnya diragukan melenggang ke 20 besar.
"Kalau figur pemimpin yang jelas akan melemahkan KPK, maka besar kemungkinan mereka akan menunjukan penolakan, mungkin akan banyak pegawai yang mundur," kata Tsanni saat dihubungi, Senin, 26 Agustus 2019.
Tsanni berujar setiap hari mayoritas pegawai KPK membicarakan mengenai perkembangan seleksi capim. Menurut dia, kegelisahan itu memuncak menjelang akhir masa seleksi. Saat ini, pansel telah menjaring 20 nama. Adapun, hasil akhir seleksi akan menjaring 10 nama yang kemudian akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo pada awal September 2019.
Tsanni mengatakan awalnya kegelisahan pegawai muncul lantaran adanya sejumlah dugaan terkait proses seleksi ini. Namun, asumsi itu menguat ketika melihat menjelang masa akhir seleksi. "Awalnya dianggap hanya asumsi. Tapi makin ke sini, kok malah makin terkonfirmasi dan makin menguat," ujar dia.
Tsanni adalah salah satu pegawai KPK yang berencana mundur. Ia mengatakan bila capim yang diduga pernah melakukan pelanggaran etik terpilih, ia akan cabut dari posisi penasihat. Begitupun bila capim yang tidak patuh membuat LHKPN terpilih, ia juga akan mundur. Menurutnya tak mungkin memberi nasihat kepada orang yang secara etik sudah bermasalah. "Itu sikap pribadi saya sebagai penasihat, sekaligus ex-officio anggota dewan pertimbangan KPK," kata Tsanni.
Tsanni menuturkan pimpinan KPK punya posisi sentral di tubuh lembaga antikorupsi itu. Bila salah pilih, kata dia, maka dampaknya akan luas. Menurut Tsani kredibilitas dan integritas adalah hal utama yang dimiliki pimpinan KPK. Bila dua syarat itu tak terpenuhi, maka para pegawai KPK tidak akan percaya pada pimpinan tersebut. "Justru akan menghasilkan dinamika yang tidak produktif di KPK," kata dia.
Wadah Pegawai KPK turut menyoroti kegelisahan ini. Menurut Ketua WP KPK Yudi Purnomo, kegelisahan serupa juga terjadi di kalangan masyarakat sipil yang peduli terhadap pemberantasan korupsi. "Yang terpenting adalah pimpinan KPK yang punya integritas tinggi, reputasi yang baik, serta rekam jejak yang jelas," katanya.
Anggota pansel Hendardi menganggap kegelisahan yang dikatakan Tsanni hanya asumsi. Ia mengatakan pansel bekerja sesuai prosedur. "Saya kira kalau soal ada kerisauan, keresahan, itu kan asumsi," kata dia.