TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menegaskan partainya tidak masuk ke dalam koalisi meski mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kami dukung saja kok. Enggak pakai syarat. Enggak ikut koalisi. Enggak ikut ini, enggak minta ini. Enggak ada. Kebijakannya kami dukung," kata Zulkifli di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Zulkifli mengatakan, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini cukup banyak. Salah satunya di Papua. Zulkifli menilai, Jokowi tak bisa kerja sendirian. Sehingga, ia menilai semua elemen harus bersama-sama membantu pekerjaan Jokowi agar sukses membangun Indonesia. "Memperkuat dulu agar Indonesia maju, hebat, itu kan cita-cita semua partai," katanya.
Dukungan itu, kata Zulkifli, akan diberikan selama lima tahun ke depan. Keputusan partai bisa saja berubah pada pemilu 2024. "Demokrasi itu kan satu keharusan. Pilpres tiap 5 tahun ada. Nanti 2024 kan ada lagi, nanti 2024 kita lihat bagaimana. Nah sekarang kita bangun dulu, dukung Pak Jokowi agar sukses," ujar Zulkifli.
Dukungan PAN terhadap Jokowi sebelumnya diumumkan Zulkifl di Kompleks Parlemen Senayan, pada Ahad kemarin. Ia mengklaim tak ingin lagi terbawa perasaan baper karena pemilihan presiden 2019 sudah rampung. Menurut dia, kini saatnya PAN mendukung menyukseskan pemerintah.
Dengan adanya suara dari PAN, kini jumlah partai yang mendukung Jokowi semakin gemuk. Partai di parlemen yang sudah lebih dulu menyatakan dukung dan menjadi koalisi Jokowi adalah PDI Perjuangan, Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan NasDem.