TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Polri menemukan lima akun yang diduga menyebarkan konten bohong atau hoaks yang menjadi penyebab ricuh di Papua dan Papua Barat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan lima akun tersebut berasal dari Twitter.
“Untuk Twitter bertambah kurang lebih ada lima akun lagi, untuk akun Instagram dan Youtube ada beberapa akun lagi, semua masih diprofiling oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim,” kata Dedi melalui pesan singkat, pada Kamis, 22 Agustus 2019.
Menurut Dedi, sebagian besar akun tersebut bersifat anonim, sehingga tak mudah dilacak. Namun, Dedi meyakinkan polisi bisa segera mendapatkan identitas pemilik akun dan menangkapnya.
Sementara itu, Dedi mengatakan agak kesulitan memantau kabar bohong di WhatsApp. “Kalau WhatsApp grup ini perlu penanganan khusus, berbeda dengan media sosial. Kalau di medsos bisa langsung diprofiling pemilik-pemilik akun itu,” ucap Dedi.
Sebelumnya, disebutkan sejumlah informasi hoaks disebarkan berkaitan pengamanan mahasiswa Papua di Surabaya. Hoaks itu di antaranya menyebutkan adanya satu mahasiswa yang meninggal dan mahasiswa lainnya ditahan.