INFO NASIONAL— Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Kota Semarang resmi menggunakan inovasi teknologi mobil listrik guna memindahkan pasien antar ruangan. Inovasi tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan pasien di Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Semarang tersebut.
“Pasalnya, dengan luas rumah sakit di daerah Ketileng Kota Semarang yang sekitar 23 hektare, kemudahan pasien dalam menjangkau tiap ruangan dirasa penting dalam pelayanan,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi, saat meluncurkan mobil listrik transport pasien di RSUD KRMT Wongsonegoro, Rabu, 21 Agustus 2019.
Baca Juga:
“Mobil listrik ini akan digunakan untuk pelayanan rumah sakit, untuk pasien dan dokter mengingat luas rumah sakit yang mencapai 23 hektare. Bagi mereka yang kondisinya prima tentu tidak menjadi masalah berjalan kaki sembari olahraga, tetapi bagi yang kondisinya tidak fit atau sakit, kendaraan ini akan sangat diperlukan," ujar Hendi.
Di sisi lain, dalam kesempatan itu dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada BNI yang telah berpartisipasi dalam menyediakan satu unit mobil listrik di RSUD KRMT Wongsonegoro. Menurut Hendi, hal tersebut merupakan wujud konsep Bergerak Bersama yang dicetuskan pada masa kepemimpinannya sejak tahun 2017. Konsep Bergerak bersama di mana semua pihak ikut aktif membangun Kota Semarang sesuai dengan peran dan kemampuan masing-masing.
“Ini semakin mengukuhkan yang namanya konsep bergerak bersama. Bapak ibu yang besar dan tinggal di Semarang jangan hanya menuntut haknya saja, tetapi mari kita bersama-sama melakukan percepatan pembangunan sesuai bidang masing-masing. BNI dengan CSR-nya, dokter, perawat, dan keluarga besar RSUD dengan bidangnya masing-masing, melayani dengan ramah, ikhlas, senyum itu pasti yang diharapkan oleh setiap pasien," kata Hendi.
Baca Juga:
Lebih lanjut Hendi menguraikan hasil dari konsep Bergerak Bersama yang sudah dapat dirasakan. Buktinya riil dan terukur, yaitu angka statistik Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Semarang yang naik dari angka 5,8 menjadi 6,52.
“Dengan konsep bergerak bersama, percepatan pembangunan sangat dirasakan oleh masyarakat. Apabila diukur dengan nilai statistik yang ada berdasarkan BPS, di saat daerah lain masih mengeluhkan ekonomi sulit, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang naik dari 5,8 menjadi 6,52 persen. IPM naik, infrastrukturnya berkembang pesat,” kata Hendi.
Dengan berhasilnya konsep bergerak bersama, Hendi optimistis apabila konsep ini terus dipertahankan, maka cita-cita Semarang Hebat akan tercapai, bahkan bukan tidak mungkin akan menyalip lebih hebat dari kota-kota yang lain. “Sehingga mari kita pertahankan konsep bergerak bersama ini, proporsional sesuai dengan keikhlasan dan kemampuan masing-masing. Bila itu bisa kita pertahankan maka insyaallah tujuan kita untuk membuat Kota Semarang menjadi hebat bisa segera tercapai, bahkan semakin hebat dari kota-kota yang lain," ujarnya. (*)