INFO NASIONAL — Upaya Wali kota Semarang Hendrar Prihadi untuk menggeser fokus pembangunan dari sektor industri ke sektor pariwisata terus diupayakan. Namun, hal itu membutuhkan banyak inovasi dan kreativitas mengingat Kota Semarang tidak punya warisan budaya asli yang kuat seperti Jogja atau Solo. Untuk itu, menurut Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, pengembangan sektor pariwisata Kota Semarang kemudian diarahkan untuk banyak menggali kekayaan dan kearifan budaya lokal yang dimiliki warganya.
"Kami mencoba keluar dari pakem dengan mengangkat kearifan lokal di Kota Semarang, seperti keragaman budaya yang sangat kaya di Kota Semarang. Tantangan ini melibatkan kepekaan dalam melihat sekeliling, yang terus didorong dan diupayakan melalui konsep bottom up dan bergerak bersama sehingga semua pihak dapat terlibat," kata Hendi.
Konsep dan semangat bottom up memang didorong secara serius oleh Hendi dalam pembangunan Kota Semarang termasuk dalam pengembangan sektor pariwisata.
Dengan menyesuaikan potensi, kekayaan, serta kearifan lokal yang dimiliki warga maka potensi yang digarap akan berkembang maksimal dari, oleh dan untuk warga masyarakat. Hal itu nampak salah satunya dari semangat pengembangan kampung wisata budaya Kampung Jawi yang terdapat di Kalialang, Gunungpati. Wisata budaya itu lahir dari keinginan warga setempat untuk mempertahankan budaya asli daerah di tengah tantangan era digital serta globalisasi saat ini. Berbagai agenda wisata pun dihelat untuk semakin mengangkat potensi di Kampung Jawi.
Salah satunya, penyalaan 1.000 obor di Lapangan Kampung Jawi, Sabtu,(17/8) lalu. Dibuka langsung oleh Wali Kota Hendi, acara yang dihelat untuk memeriahkan HUT ke-74 RI ini sekaligus menjadi agenda wisata yang menyedot animo wisatawan untuk menikmati budaya lokal wilayah tersebut. Kegiatan positif yang datang dari inisiatif dan pemberdayaan warga ini sangat didukung oleh Pemerintah Kota Semarang.
"Selain untuk menyemarakkan HUT ke-74 RI, penyalaan seribu obor juga dimaksudkan sebagai pertanda membakar berbagai hal negatif yang ada di NKRI untuk kemudian bersatu bersama membangun kebersamaan serta Kota Semarang dan bangsa Indonesia," ujar Hendi.
Memasuki area Kampung Jawi, wisatawan akan langsung disambut wayang raksasa yang dilukis di atas jalan. Menyusuri gang, wisatawan juga akan dihibur dengan alunan musik khas kesenian gamelan, tek-tek, karawitan, dan jathilan dari sanggar-sanggar kesenian yang ada di Kampung Jawi tersebut. Sebelum diubah menjadi Kampung Jawi, Kalialang dikenal sebagai daerah yang kering dan rawan longsor.
Hendi mengatakan, kawasan Kalialang yang telah bertransformasi menjadi sebuah kampung yang sangat menarik berhias lukisan mural bertemakan budaya Jawa saat ini menunjukkan kemajuan yang pesat. "Dapat dilihat kawasan ini sekarang semakin ramai dan banyak dikunjungi wisatawan sehingga roda perekonomian terus bergerak dan meningkatkan ekonomi warga," ujar Hendi. (*)