TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komaruddin membandingkan pidato Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di hadapan Presiden Jokowi dalam Muktamar PKB.
Ujang melihat memang ada psikologis yang berbeda antara Cak Imin, sapaan Muhaimin, dan Megawati. "Kalau Megawati dengan PDIP-nya pernah trauma di Pilprres 2014," ujar Ujang saat dihubungi Tempo pada Selasa, 20 Agustus 2019.
Dia menjelaskan pada 2014 PDIP menang pileg dan pilpres dengan mengusung Jokowi. Tapi Ketua DPR dijabat kader Golkar dan kursi menteri di kabinet minim.
Maka di awal pemerintahan Jokowi pada 2014 PDIP banyak mengkritik kinerja pemerintah. "Lalu ada reshuffle jilid I yang menambah jatah kursi menteri dari PDIP."
Lalu dalam Kongres PDIP di Bali pada pertengahan Agustus lalu Megawati meminta jatah menteri lebih banyak langsung kepada Jokowi dalam pidato pembukaan kongres.
Pada 2014 Presiden Jokowi memberi jatah 4 kursi menteri untuk PDIP. Setelah reshuffle kabinet, menteri untuk PDIP bertambah menjadi 5. "Nah, di 2019, Megawati dan PDIP tidak ingin mendapat pengalaman serupa seperti 2014."
Berbeda dengan pidato Muhaimin pada Rabu malam lalu, 20 Agustus 2019. Dalam pembukaan Muktamar PKB V tersebut Muhaimin sama sekali tidak menyinggung jatah menteri. Meski sebelumnya dia pernah meminta 10 menteri.
Ujang berpendapat lain Muhaimin, lain Megawati. Muhaimin dinilai sudah puas dengan jatah menteri selama ini. Apalagi Wakil Presiden periode 2019-2024, Ma'ruf Amin, adalah bekas Rais Aam PBNU yang dekat dengan PKB.
DEWI NURITA