TEMPO.CO, Jakarta - Putri Gus Dur, Zannuba Ariddah Chafsoh alias Yenny Wahid, prihatin dengan insiden bentrokan yang terjadi di Papua dan Papua Barat. Ia memandang peristiwa tersebut terjadi lantaran sentimen ras dan diskriminasi masih membelenggu.
"Ada lingkaran kekerasan dan diskriminasi yang masih terjadi terhadap masyarakat Papua," kata Yenny dalam pesan pendek kepada Tempo, Selasa, 21 Agustus 2019.
Menurut Yenny, masyarakat masih terjebak dalam pola stereotip saat menilai warga Papua. Alih-alih memandang setara, kebanyakan menganggap mereka tertinggal. Kesan yang terbangun, kata Yenny, tak jauh dari narasi tersebut.
Padahal, Yenny memandang banyak anak Papua berprestasi. Ia mencontohkan Bob dan Thinus, dua siswa yang berhasil menembus NASA. Juga ada atlet cabang olahraga atletik, Serafi Anelis Unani yang membawa nama Indonesia ke kancah dunia. Ia mengajak masyarakat mengubah pandangannya terhadap Papua.
Ihwal bentrokan belakangan, Yenny juga meminta sejumlah pihak tidak mendiskriminasi dan menghakimi warga Papua dengan represif. "Kedepankan pendekatan humanis," katanya.
Putri Gus Dur ini menyayangkan bentrokan yang pecah baru-baru ini membuat kondisi memanas. Ia menilai kekerasan dilakukan tidak hanya oleh aparat, tapi juga oleh kelompok sipil bersenjata.