TEMPO.CO, Jakarta - Musyawarah Nasional Alim Ulama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menghasilkan Piagam Bali yang berisi lima rekomendasi. Munas Alim Ulama ini diikuti oleh para ulama dan kiai pondok pesantren dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Adapun lima rekomendasi ini menyangkut bagaimana menjalankan dakwah yang benar serta mengutamakan keteladanan. "Seruan ulama, daulah islamiyah harus diletakkan dalam posisi yang benar dan bermartabat," kata Koordinator Munas Alim Ulama Saifullah Maksum di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa, 20 Agustus 2019.
Rekomendasi pertama, Musyawarah Nasional meminta para ulama meletakan daulah islamiyah dalam posisi yang benar dan bermartabat. Dakwah dilakukan untuk menyampaikan yang hak menggunakan cara yang benar dan mengetengahkan keteladanan. Kegiatan dakwah tidak boleh dikotori tujuan apapun kecuali tujuan dakwah. Dakwah harus berikan spirit kehidupan.
Kedua, Musyawarah Nasional meminta para ulama mencontoh model dakwah Walisongo. Alasannya, sudah terbukti efektif dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia perlu diteguhkan dan dijadikan jalan di era digital saat ini.
Ketiga, forum ini menilai dakwah Islam yang menciptakan sektarianisme, ekstremisme, rasisme, diskriminasi, dan memaksakan kehendak dengan cara apapun bukan termasuk dakwah. Karena bertentangan dengan ajaran Al-Quran.
Kemudian, musyawarah merekomendasikan PKB sebagai kekuatan politik yang terbuka dan inklusif, perlu menyampaikan sikap keterbukaannya untuk mendorong dialog antarkelompok keagamaan agar bisa dikenali aspirasi dan harapan umat beragama yang beragam dengan langkah solusinya.
Sebagai partai dakwah PKB harus mendorong secara nyata ukhuwah Islamiyah di antara institusi ke-Islaman yang ada secara berimbang dan selaras dengan ukhuwah wataniah dan ukhuwah insaniah.
Terakhir, negara perlu memberikan afirmasi agar model dakwah Walisongo bisa eksis, baik dan efektif untuk dapat akses untuk dapat memanfaatkan era digital untuk kemajuan dakwah.