TEMPO.CO, Bali - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar enggan berkomentar ihwal adanya spanduk-spanduk tandingan yang dipasang di sekitar area Muktamar PKB. Muhaimin menganggap spanduk bernada kritik ke dirinya itu tak penting.
"Udahlah, enggak penting itu, enggak penting," kata Muhaimin di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa malam, 20 Agustus 2019. Muhaimin melontarkan jawaban ini sembari bergegas meninggalkan kerumunan awak media.
Salah satu spanduk tandingan diduga berasal dari Barikade Gus Dur (BGD). Dari foto-foto yang beredar, spanduk tersebut sempat dipasang di atas spanduk Muktamar yang memuat foto Muhaimin dan tagline "Melayani Ibu Pertiwi". Namun spanduk tandingan ini tak lagi ditemui di area Muktamar.
"Muktamar Dagelan Hasilkan Pemimpin Dagelan. Kami belum lupa 10 tahun yang lalu. Gus Dur kalian pecat sebagai ketua Dewan Syuro PKB," demikian tertulis dalam salah satu spanduk tandingan.
Hubungan Muhaiminn dan mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur diketahui tak harmonis. Muhaiminlah yang melengserkan Gus Dur dari jabatan Ketua Dewan Syuro PKB pada 2008. Semenjak itu, hubungan Gusdurian dan Muhaimin tak harmonis.
Dalam Muktamar kali ini, jaringan Gusdurian juga tak terlihat hadir saat pembukaan. Padahal sejumlah ulama Nahdlatul Ulama lainnya hadir mengikuti Musyawarah Nasional Alim Ulama hingga pembukaan.
Tokoh-tokoh NU yang hadir di Muktamar PKB antara lain Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, hingga Ketua PBNU Robikin Emhas.