TEMPO.CO, Jakarta-Setelah karirnya moncer sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode, Tri Rismaharini diisukan akan menjadi salah satu calon menteri di kabinet presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi. Menanggapi isu itu, Risma hanya tertawa. "Ee, Mbak, belum. Siapa yang nawarin? Mbaknya kali," ujar Risma sambil tertawa saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP Diponegoro, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.
Risma berujar saat ini dirinya hanya fokus menyelesaikan jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya hingga 2020. Kendati, ujar dia, sejumlah permasalahan di Surabaya telah diselesaikan satu per satu selama masa pemerintahannya. "Ya karena apa pun lah, meskipun tinggal 2 persen kemiskinan, aku bisa nurunkan. Tapi kan ndak bisa kemudian aku tinggalkan itu. Jadi biar aku selesaikan dulu," ujar Risma.
Ketika ditanya apakah Risma akan memegang komitmen tersebut dan melanjutkan ke tingkat nasional, dia tidak menjawab tegas. "Bukan gitu, aku ndak tahu. Ya karena aku ndak pernah minta jabatan itu. Jabatan itu kan ndak boleh diminta. Untuk sekarang, aku selesaikan tugasku dulu," ujar dia.
Jawaban Risma sedikit berbeda pada Juli lalu. Saat itu Risma tegas menyatakan tidak mau menjadi menteri kabinet Jokowi. Dia juga mengatakan akan menolak jika ditawari. "Enggak, kalau ditawari juga enggak mau jadi menteri," kata Risma di Kantor Tempo, Jakarta, Senin, 8 Juli 2019.
Risma mengatakan ingin fokus menyelesaikan jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya. Ia mengemban jabatan itu sejak 2016 hingga 2021. "Saya mau sampai selesai."
Senin siang Risma dilantik menjadi Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan dan Pendidikan di kantor DPP PDIP Diponegoro, Jakarta. Pelantikan Risma ini berbeda dengan pengurus DPP PDIP lainnya yang sudah dilantik dalam Kongres V PDIP di Bali pada 10 Agustus 2019 lalu. Saat itu, Risma tidak hadir karena harus membongkar sekolah.
Dalam acara pelantikan hari ini, Megawati dan Risma tampak akrab. Bahkan, Mega menyapa Risma dengan sapaan 'Yang Saya Hormati dan Cintai'. Sebelum melantik Risma, Megawati berkali-kali memuji prestasinya selama memimpin Surabaya. "Beliau sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, 2 kali. Dan menurut saya perubahan di Surabaya itu luar biasa sekali," kata Megawati.
Megawati bercerita, dulu Surabaya dikenal sebagai kota yang sangat panas. Namun Risma hadir dengan programnya membangun taman dan tempat bermain. Banyak program lainnya dari Risma bisa terjadi, yang di masa lalu belum bisa dilaksanakan.
Megawati menuturkan dia sebenarnya ingin Risma seterusnya bisa menjadi Wali Kota di Surabaya. Namun aturan hanya membolehkan dua periode jabatan saja. "Maka saya segera tarik (Risma) ke DPP untuk membantu PDI Perjuangan di bidang kebudayaan. Nanti tugas beliau akan banyak keliling indonesia untuk antara lain mengompilasi kearifan lokal kita," ujar Megawati.
DEWI NURITA