TEMPO.CO, Jakarta- Polri batal mengumumkan temuan terbaru dalam penyelidikan kasus mati listrik massal di setengah Pulau Jawa, Jumat, 16 Agustus 2019. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya masih memeriksa beberapa hal di dua titik, yakni Pemalang, Jawa Tengah, dan Jakarta.
"Jadi masih menunggu ada dua lagi pemeriksaan yang harus dituntaskan. Satu pemeriksaan di titik yang terjadi di Pemalang, kemudian ada beberapa titik yang terjadi di Jakarta itu belum terungkap," ujar Dedi di kantornya, Jakarta Selatan pada Jumat, 16 Agustus 2019.
Nantinya, jika dua pemeriksaan itu sudah rampung, polisi baru bisa membuat hipotesa awal ihwal penyebab utama mati listrik massal. Sebab, Dedi menilai, faktor penyebabnya tak mungkin tunggal. "Saya tanya Pak Fadil (Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran) masih belum selesai, enggak bisa buru-buru," ujar Dedi.
Sebelumnya mati listrik massal di setengah Pulau Jawa terjadi 4 Agustus 2019 lalu. Mati listrik itu berlangsung selama lebih dari enam jam sejak pukul 11.50 WIB. PT PLN menjelaskan listrik mati karena terdapat gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV. Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan.
Akibatnya, seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa mengalami gangguan (trip). Aliran listrik kemudian padam di wilayah Jabodetabek, termasuk Banten, serta sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Polisi menyatakan ingin turut serta menyelidiki penyebab listrik padam. Pada 5 Agustus, polisi menyebut pohon menjadi salah satu penyebab listrik padam. Pohon tersebut mengganggu saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) di daerah Ungaran, Jawa Tengah. "Kerusakan diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW (8,5) sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," Dedi.
Perkembangan terbaru, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Komisaris Jenderal Idham Azis menyebut ada dugaan kejahatan siber dibalik listrik padam. Dia meminta Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk menyelidiki hal itu.
"Saya bilang sama beliau (Brigjen Pol Albertus Rachmad Wibowo) dan jajaran tolong dilidik apakah ini hanya blackout biasa di Jakarta atau ada hubungannya dengan kejahatan siber," kata Idham, Rabu, 14 Agustus 2019.
ANDITA RAHMA | FIKRI ARIGI