TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dalam pidato kenegaraan di hadadapan anggota DPD dan DPR RI, mengatakan data merupakan jenis kekayaan baru.
"Kita harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data. Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita, kini data lebih berharga dari minyak," kata Jokowi di Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.
Karena itu, kata dia, kedaulatan data harus diwujudkan. Hak warga negara atas data pribadi harus dilindungi. Menurut dia, regulasi harus segera disiapkan, tidak boleh ada kompromi. Saat ini, pemerintah dan DPR memang sedang membahas rancangan undang-undang perlindungan data pribadi.
Kutipan Jokowi soal data lebih berharga dari minyak ini mirip dengan pernyataan Brittany Kaiser, bekas pegawai Cambridge Analytica yang diwawancara untuk film dokumenter Netflix The Great Hack.
Film dokumenter The Great Hack ini mengangkat soal bagaimana Cambridge Analytica, perusahaan analis data asal Inggris, yang diduga memanfaatkan data pengguna Facebook untuk kampanye Presiden Amerika Serika Donald Trump.
Brittany Kaiser, bekas karyawati di sana, angkat bicara karena jengah dengan perusaahan yang diduga menyalahgunakan data. Dalam wawancara film itu di Thailand, ia berkata, "Perusahaan paling kaya kebanyakan perusahaan teknologi. Google, Facebook, Amazon, Tesla. alasan mereka menjadi perusahaan paling kuat di dunia karena nilai sebuah data melebihi harga minyak. Data adalah aset paling berharga di dunia."