TEMPO.CO, Jakarta - Brigadir Satu Hedar ditemukan tewas setelah disandera oleh kelompok bersenjata di Papua. Pria berumur 24 tahun ini merupakan seorang polisi reserse kriminal umum Kepolisian Daerah Papua.
Haedar telah bertugas di Kepolisian Daerah Papua selama empat tahun sejak Januari 2015. Sebelumnya, ia mengikuti pendidikan Diktuk Brigadir Polri Gasum Tahun 2014 di SPN Jayapura dan lulus dalam waktu tujuh bulan.
"Di Papua, dia pernah menjadi anggota tim kerja operasional satuan tugas terpadu Tembagapura selama sembilan bulan," Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Senin, 12 Juli 2019.
Selepas itu, almarhum tergabung dalam anggota tim kejar operasional satuan tugas kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya Distrik Sinak selama enam bulan.
Di sisi lain, Hedar menguasai bahasa Jerman. Dalam laporan data diri, penguasaan bahasa asing itu tertulis aktif.
Nama Hedar menjadi pembicaraan hari ini, 12 Agustus 2019. Ia disandera oleh kelompok bersenjata sekitar pukul 11.00 WITA. Hedar kemudian ditemukan meninggal dunia. Dedi mengatakan, Hadar disandera ketika sedang melakukan tugas bersama rekannya, Brigadir Polisi Kepala Alfonso Wakum di Kampung Usir, Kabupaten Puncak.
"Pada saat di Kampung Usir, Briptu Hedar dipanggil oleh temannya sehingga Bripka Alfonso memberhentikan kendaraannya," ujar Dedi.
Selanjutnya, pria Bugis itu menghampiri temannya tersebut. Sedangkan Alfonso menunggu di atas motor. Pada saat Hedar berbicara dengan temannya tersebut, tiba-tiba sekolompok orang datang dan langsung membawa dan menyandera Hedar. Setelah kejadian tersebut, Alfonso langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Pos Polisi di Kago Kabupaten Puncak.
Atas jasanya, Hedar pun diberi kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat dari Brigadir Polisi Satu menjadi Brigadir Polisi.
"Anggota Polri yang gugur mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa dinaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi," ujar Dedi.
ANDITA RAHMA