TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Satuan Brimob Polda Papua Komisaris Besar Jeremias Rontini mengaku belum dapat memastikan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang membunuh Briptu Hedar, 24 tahun, di Kabupaten Puncak.
“Sampai saat ini belum dapat dipastikan kelompok mana yang menghadang dan membunuh Briptu Haedar,” kata Komisaris Besar Rontini kepada Antara, Senin malam di Jayapura.
Dikatakan, ada beberapa kelompok yang saat ini berada di Kabupaten Puncak, termasuk Militer Murib atau Legagak Telenggen.
Masih perlu didalami kelompok siapa yang menjadi pelakunya, kata Kombes Rontini seraya menambahkan, jenazah Briptu Hedar saat ini disemayamkan di Puskemas Ilaga setelah dievakuasi dari lokasi ditemukannya jenazah.
Tewasnya Briptu Hedar berawal saat korban bersama Bripka Alfonso Wakum, sekitar pukul 11.00 WIT dengan mengendarai sepeda motor melintas di sekitar kampung Usir dekat kampung Mudidok.
Saat melintas ada warga yang memanggil nama Hedar sehingga keduanya berhenti dan korban datang menghampiri warga sipil tersebut, namun tiba-tiba dari dalam semak belukar muncul sekelompok warga yang diduga anggota KKSB dengan membawa senjata api lengkap.
Mereka menangkap Hedar lalu membawanya dengan paksa tanpa perlawanan dari Hedar.
Sedangkan rekannya Bripka Wakum melihat insiden tersebut langsung menjatuhkan diri dan bersembunyi, ketika situasi dianggap aman yang bersangkutan langsung menuju ke Polsek Ilaga untuk melaporkan insiden yang mereka alami.
Sementara itu, ibu angkat almarhum Hedar, Haria, mengatakan bahwa jenazah Briptu Hedar akan dimakamkan di kampung halamannya di Barru, Sulawesi Selatan.
"Rencananya Selasa jenazahnya dievakuasi ke Makassar melalui Timika," kata Haria.
Menurut Haria, orang tua kandung Hedar tinggal di Serui, Kabupatan Kepulauan Yapen, Papua. Almarhum Briptu Hedar anak anak pertama dari tiga bersaudara. Sedangkan Haria adalah ASN di Ditkrimum Polda Papua di Jayapura.
ANTARA