TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri menegaskan partainya masih menjadi oposisi pemerintah. "Sampai saat ini masih. Saya sendiri sebagai anggota dewan pembina sering mengatakan kami sebaiknya di luar sistem," kata Rachmawati di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019.
Rachmawati mengatakan, ia lebih setuju Gerindra menjadi oposisi karena bisa memperbaiki sistem. Apalagi, kata dia, Gerindra sejak awal sudah memposisikan diri sebagai antitesis sistem yang sekarang. "Karena sistem yang sekarang ini adalah diametral (bertentangan) dengan UUD 1945," ujarnya.
Adapun sikap politik Gerindra dalam pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo, Rachmawati mengatakan belum ada keputusan. Sebab, hal itu mesti dibahas dan dipikirkan secara komprehensif, baik manfaatnya maupun mudaratnya. Menurut dia, menentukan sikap politik partai bukan hanya soal bagi-bagi kekuasaan atau jabatan.
Yang terpenting, kata Rachmawati, fungsi Partai Gerindra itu sendiri harus jelas dan memiliki kemaslahatan untuk bangsa dan negara ke depannya. "Jadi enggak gampang bahwa kita mengatakan akan merapat dan lain-lain. Kami akan lihat ke depannya," kata dia.
Anggapan bahwa Gerindra akan bergabung ke koalisi pemerintah menguat selepas pertemuan MRT Prabowo Subianto dengan Jokowi pada 13 Juli lalu. Kemudian pada 24 Mei, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahkan, Prabowo juga menghadiri Kongres V PDIP di Bali baru-baru ini.