TEMPO.CO, Arafah - Puncak ibadah haji, yakni ibadah wukuf di Padang Arafah yang berlangsung Sabtu 10 Agustus 2019 atau 9 Dzulhijjah diwarnai dengan hujan dan angin kencang. Jamaah haji Indonesia menyambut gembira peristiwa langka itu.
"Saat sore hari pukul 15.00 saat jamaah haji memanjatkan doa, turun hujan deras," kata Yulianto, pembimbing dari Tabung Haji Umroh. "Hujan itu juga diwarnai dengan angin kencang dan suara geledek yang menderu-deru." Langit juga gelap.
Jamaah haji Indonesia, kata Yulianto, menyambut gembira hujan yang turun tersebut. Bukan hanya karena udara menjadi lebih dingin, "Tapi hujan adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa (paling mudah dikabulkan)."
Karena itu saat hujan beralih menjadi gerimis, banyak jamaah haji yang keluar untuk berdoa. Ada yang keluar dengan payung, tapi banyak juga yang berdoa tanpa payung, sehingga air membasahi baju-baju ihram.
"Alhamdulillah, hujan ini membawa berkah," kata seorang jamaah haji.
Baca juga:
Tahun lalu hujan juga turun di Arafah, namun tidak turun pada tanggal 9 Dzulhijjah. Setahun lalu hujan turun pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Tahun ini diperkirakan ada sekitar 2,5 juta orang menunaikan ibadah wukuf di Arafah. Ramainya jamaah haji di sana terlihat dari video wukuf di Arafah yang dilansir oleh Reuters. Wukuf di Arafah adalah ibadah berupa merenung, memperbanyak doa dari seusai dzuhur sampai Maghrib. Setelah Maghrib jamaah haji akan pergi ke Mudzalifah untuk mengambil batu untuk melempar jumrah di Mina.