TEMPO.CO, Jakarta - Panitia seleksi kembali menggelar tes profile assessment bagi para calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau Capim KPK hari ini. Tes ini untuk mendalami secara detail kepribadian peserta. Penilaiannya terdiri dari kepemimpinan, profesionalisme, independensi, dan tingkat stres.
“Profile assessment ini akan memperkuat psikotes kemarin. Ini lebih halus, lebih mendalam, dan lebih mendetail,” ujar Ketua Pansel Yenti Garnasih di lokasi tes, Gedung Lemhannas, Jumat 9 Agustus 2019.
Seperti tes profile assessment kemarin, hari ini panitia kembali menilai kepemimpinan, kerja kolektif, profesionalisme, independensi, dan tingkat stres masing-masing peserta. Bedanya, kali ini mereka menggali lebih rinci dengan metode yang berbeda.
Hari ini tiap-tiap peserta akan memaparkan jawaban mereka dari tes tertulis kemarin dalam bentuk presentasi. Saat Tempo diperkenankan mengambil gambar, para peserta tengah mempresentasikan makalah yang sebelumnya ditugaskan. Dari pantauan Tempo, salah satu poin adalah visi mereka akan KPK.
“Kemarin kan ada yang menjawab tentang Keswa, kesehatan jiwa. Dari apa yang ditulis kemarin nanti akan muncul dalam simulasi dalam pemaparan,” ucap Yenti.
Pansel pun akan menilai bagaimana kesiapan mental para peserta, apabila terpilih menjadi pimpinan KPK. Lembaga anti rasuah ini, kata Yenti, merupakan lembaga tinggi negara. Adapun pimpinannya nanti akan setara dengan jabatan lembaga tinggi negara yang lain. Menurutnya kesiapan mental penting untuk menghadapi lompatan status sosial ini.
Ia mengharapkan peserta seleksi Capim KPK yang akan terpilih kelak, tetap menjaga integritasnya. Jangan sampai lompatan status, kata Yenti, berdampak pada pribadi pemimpin KPK nanti.
“Walaupun saya bukan psikolog, saya juga bisa menjawab bahwa pasti ada lompatan status ya. Ini jangan sampai tidak sesuai dengan apa yang kita tidak inginkan dari seorang ketua atau seorang komisioner,” kata dia.