TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata belum dapat menyebutkan nama anggota Komisi VI DPR yang asistennya diamankan dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait kasus impor holtikultura.
Ketika ditanya posisi anggota DPR tersebut, Alexander memperkirakan yang bersangkutan tengah mengikuti agenda partai. "Katanya lagi kongres apa ya," kata Alexander di Gedung Lembaga Pertahanan Nasional, Jakarta pada Kamis 8 Agustus 2019.
Alexander mengatakan dirinya tak tahu dan belum dapat memastikan anggota DPR Komisi VI itu berasal dari fraksi partai mana. "Cuma diperkirakan sedang ke Bali. Ke Bali itu apakah itu kongres atau apakah itu saya enggak ngerti. Baru itu saja, hanya sebatas itu," katanya.
Dia menyebut, ada 11 orang yang diamankan KPK Rabu malam, 7 Agustus 2019. Satu orang tersisa masih belum diamankan lantaran diketahui tengah berada di Bali. "Ya saya enggak tahu. Ke Bali dalam rangka apa saya enggak tahu. Bisa saja dari Partai Golkar ke Bali piknik. yang jelaskan di Bali ada kongres PDIP. Apakah ada kaitannya engga disebutkan," katanya.
Alexander lebih lanjut mengatakan, kemungkinan ada tim dari KPK yang akan berangkat ke Bali untuk memastikan pelaku yang mesti diamankan oleh KPK. "Kan enggak mungkin kita menetapkan tersangka hanya dari perantara," katanya.
Dalam perkembangan yang sama, anggota DPR Komisi VI dari Fraksi PDIP Nyoman Dhamantra dibawa ke Jakarta untuk diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2019. Dibawanya Nyoman ke Gedung KPK merupakan buntut operasi tangkap tangan yang digelar KPK di Jakarta pada Rabu malam hingga Kamis, hari ini.
"Tadi sudah diamankan satu orang lagi dan telah berada di KPK," kata juru bicara KPK, Febri Diansyah, Kamis, 8 Agustus 2019.
Sebelumnya, KPK melakukan OTT di Jakarta pada Rabu malam, 7 Agustus 2019. Dalam operasi tersebut tim penindakan KPK menangkap 11 orang.
Operasi tangkap tangan atau OTT KPK yang digelar Rabu malam, 7 Agustus 2019 menangkap 11 orang. Mereka yang ditangkap adalah orang kepercayaan anggota DPR, pengusaha importir, dan sopir.
"Sebelas orang terdiri dari unsur pengusaha importir, sopir dan orang kepercayaan Anggota DPR, dan pihak lain," kata Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan, Kamis, 8 Agustus 2019.
Basaria menyebut tim mendapat informasi akan terjadi transaksi terkait rencana impor bawang putih ke Indonesia. Di lapangan, KPK menemukan dugaan bahwa penyerahan duit tersebut dilakukan melalui sarana perbankan. "Tim KPK mengamankan bukti transfer sekitar Rp 2 miliar," kata Basaria.
HALIDA BUNGA FISANDRA