TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar menyebut tak masalah ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY tak diundang menghadiri Kongres V PDIP di Denpasar, Bali. Renanda mengatakan, PDIP sebagai tuan rumah berhak menentukan siapa saja yang masuk dalam daftar undangan.
"Kami sepenuhnya memandang soal siapa yang diundang dan yang tidak menjadi privilege pihak yang punya acara, dalam hal ini PDIP," kata Renanda melalui pesan singkat, Kamis, 8 Agustus 2019.
Renanda mengatakan pihaknya pun menghormati hal tersebut. Hal ini dia sampaikan sekaligus menanggapi bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan diundang ke Kongres PDIP.
"Kami menghormati kebijaksanaan pihak PDIP untuk menentukan list undangan acara Kongres PDIP," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa para ketua umum partai Koalisi Indonesia Kerja, plus PAN dan Gerindra diundang ke Kongres V PDIP. "Pak Zul absen, kami mengundang beliau dalam kapasitas Ketua MPR sekaligus Ketua Umum PAN," kata Hasto di di Hotel Grand Inna Beach, Bali, Rabu, 7 Agustus 2019.
Adapun Prabowo dipastikan menghadiri kongres. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini sebelumnya diundang langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di momen pertemuan Teuku Umar pada Rabu, 24 Juli lalu.
Mengenai undangan kongres, Ketua Panitia Pelaksana Kongres V PDIP I Wayan Koster sebelumnya mengatakan hal tersebut menjadi kewenangan Dewan Pimpinan Pusat. Dia juga mengaku tak tahu siapa saja yang akan diundang menghadiri forum tertinggi partai berlambang banteng itu. "Saya belum ada info, karena semua undangan merupakan kebijakan DPP," kata dia.
Selepas pemilihan presiden 2019, PDIP memang terkesan memberi karpet merah kepada Prabowo dan Gerindra untuk merapat ke pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Hubungan Megawati dan Prabowo yang pernah berpasangan di pemilihan presiden 2009 dianggap turut menjadi faktor.
Sebaliknya, Demokrat yang lebih dulu disebut-sebut bakal merapat ke koalisi Jokowi malah terkesan berjarak dengan partai banteng. Hubungan Megawati dan SBY yang tak harmonis sejak pilpres 2004 juga dianggap menjadi kendala langkah Demokrat bergabung ke koalisi Jokowi.