TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Menteri Agama, Oman Faturahman, menceritakan prosesi pemakaman mendiang K.H. Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Menurut dia, sebelum dimakamkan, kiai tersebut disalatkan hingga belasan kali karena antusiasme jemaat haji Indonesia.
“Saya tidak tahu 15 kali atau berapa kali mungkin bisa jadi lebih,” ujar Oman saat dihubungi Rabu, 7 Agustus 2019.
Menurut Oman, setelah jenazah dibawa keluar dari rumah sakit Annur, Mekkah, Maimun dibawa menuju Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Mekkah. Di sana, ia sempat disalatkan. Kemudian, Mbah Moen juga disalatkan di Masjidil Haram, Mekkah selepas salat dzuhur.
Oman mengatakan saat jenazah tiba di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Mekkah sekitar pukul 9 pagi waktu setempat, tempat tersebut langsung dipenuhi jemaah haji.
Ia mengatakan informasi wafatnya ulama sepuh yang kerap disapa Mbah Moen ini cepat tersebar. Tempat meninggalnya Mbah Moen berada di sekitar hotel tempat menginap jemaah haji asal Indonesia.
Ia menceritakan kepadatan kantor saat itu. Kantor yang tidak didesain menampung ribuan orang, mendadak dipenuhi banyak orang. Ia kewalahan mengatur keluar-masuk jemaah. Namun, dapat teratasi dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk TNI yang bertugas di Mekkah.
Mbah Moen meninggal pada Selasa, 6 Agustus 2019, pukul 04.17 waktu Arab Saudi atau 08.17 WIB. Mbah Moen sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah. Ia dimakamkan di kompleks pemakaman Ma’la.
Sholeh Mahmoed Nasution atau Ustad Solmed, yang bersama Mbah Moen, menceritakan bahwa Mbah Moen meninggal ketika hendak salat tahajud. "Beliau mau tahajud, selesai wudhu, lalu tidak sadarkan diri," ujarnya.