TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria Panjaitan gugur di tahap psikotes calon pimpinan komisi antirasuah periode 2019-2023. Pada seleksi capim KPK periode 2015-2019 lalu jalan Basaria mengikuti tes ini mulus, hingga terpilih menjadi komisioner. Tapi kali ini, ia tersingkir dari 40 kandidat yang lolos ke tahap selanjutnya.
Anggota panitia seleksi capim KPK Hamdi Muluk mengatakan skor yang diperoleh Basaria dalam psikotes berada di bawah 40 orang yang dinyatakan lolos. Dia bilang saingan Basaria dalam tes kali ini berbeda dari tes psikologi yang diikuti 4 tahun lalu. Hamdi menduga hal ini yang menjadi penyebab perwira tinggi polisi itu gagal dalam seleksi kali ini.
"Hari ini, pesaing Bu Basaria bukan lagi pesaing yang sama 4 tahun lalu," kata pengajar Psikologi Universitas Indonesia itu saat dihubungi, Senin, 5 Agustus 2019.
Anggota pansel capim KPK lainnya, Hendardi, berpendapat serupa. Dia mengatakan nilai tes yang diperoleh Basaria tak buruk, namun berada di bawah 40 kandidat lainnya.
Selain itu, menurut dia, pesaing capim inkumben itu juga beda dibanding seleksi sebelumnya. Ia mengatakan hasil tes 4 tahun lalu tak bisa dibandingkan dengan hasil tes kali ini. "Jadi tidak dapat dikomparasi," ujarnya.
Pansel menggelar psikotes pada Ahad, 28 Juli lalu. Tes itu diikuti oleh 104 orang kandidat yang lolos uji kompetensi. Dari 104 orang, pansel mengumumkan 40 di antaranya lolos ke tahap profile assessment.
Dalam seleksi itu, ada 3 capim inkumben yang mendaftar. Selain Basaria, Laode M. Syarif dan Alexander Marwata ikut mendaftar. Keduanya lolos ke tahap profile asessment. Basaria belum memberikan tanggapan soal kegagalannya dalam proses seleksi ini.
M ROSSENO AJI