TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menaruh hormat atas terselenggaranya Ijtima Ulama yang ke IV oleh Persaudaraan Alumni 212, Front Pembela Islam dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa, Senin, 5 Agustus 2019. "Kami sangat menghormati ijtima ulama. Kami sangat menghormati karena mereka selama ini kan ikut di dalam proses pilpres, artinya mereka punya aspirasi," kata Sohibul Iman di Jakarta.
Sohibul menuturkan pasca-kekalahan Prabowo Subianto dalam kontestasi pilpres, PA 212 tentu harus membicarakan pilihan politik berikutnya. "Saya kira dalam kerangka itu kita sangat menghormati. Apapun pilihan mereka kita sangat menghormati," katanya.
Jika ijtima ulama masih memutuskan untuk menyerahkan aspirasinya kepada PKS, Sohibul mengatakan akan siap menerima. "Nanti kita harus lihat di platform kita. Kalau kemudian itu memang sejalan, ya, kita perjuangkan," katanya.
Meski begitu, apapun keputusan ijtima ulama, Sohibul menegaskan PKS akan merangkul semua pihak. "Bukan hanya pa 212, semua rakyat indonesia. Termasuk emak-emak itu yang 68 juta, kita rangkul juga Insya Allah," katanya.
GNPF Ulama, PA 212, dan FPI menggelar Ijtima Ulama IV, Senin 5 Agustus 2019. Acara ini adalah forum musyawarah untuk menghasilkan rekomendasi, salah satunya soal arah politik mereka dalam Pemilu 2024.
“Insya Allah akan dibahas pula apa-apa saja yang akan dilakukan para ulama dan umat untuk laksanakan kegiatan setelah pilpres. Walaupun kami juga membahas mengenai pilpres yang lalu,” ujar panitia Ijtima Ulama IV, Bernard Abdul Jabar, di Lorin Hotel, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin, 5 Agustus 2019.
Menurutnya pada ijtima ulama kali ini akan dibahas pula arah politik mereka di 2024. Ulama-ulama akan bermusyawarah dan menghasilkan rekomendasi apa-apa saja yang mereka akan laksanakan ke depan.
HALIDA BUNGA FISANDRA