TEMPO.CO, Jakartaq - Analis keamanan dan intelijen dari Universitas Indonesia atau UI, Ridlwan Habib, menyarankan PT PLN segera bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menginvestigasi penyebab listrik padam massal di sebagian Pulau Jawa pada Minggu lalu.
“Mereka punya perangkat deteksi berbagai macam aplikasi, software untuk mendeteksi bridge semacam itu. Supaya tidak terulang lagi sekaligus mencari tahu kemarin itu karena apa,” kata Ridlwan kepada Tempo hari ini, Senin, 5 Agustus 2019.
Dia menerangkan jika PLN sudah memiliki nota kesepahaman dengan Badan Siber dan Sandi Negara tentang pengawasan instalasi siber di fasilitas kelistrikan perlu dilakukan evaluasi teknis, investigasi, dan peran Badan Siber. “Kalau PLT pembangkit saja bisa dipadamkan, apalagi transmisi persilangan tengah antara arus pembangkit ke travo dan gardu yang lebih kecil.”
Menurut Ridlwan, kerja sama ini penting karena Indonesia, khususnya Ibukota DKI Jakarta, tidak siap menghadapi situasi listrik padam. Transporasi umum seperti MRT, KRL, serta LRT bakal mandek. Begitu juga sistem perbankan serta provider telekomunikasi mati.
Dia bahkan melihat ada kejanggalan pada kejadian listrik padam massal tersebut. Tak hanya gangguan transmisi SUTET milik PLN di Ungaran dan Pemalang, masalah juga terjadi secara bersamaan di PLTU Suralaya. Ridlwan menganggap sulit dijelaskan jika kedua kejadian itu disebut kebetulan. “Apakah karena human error? Atau sistem dalam operasi di Ungaran itu dilakukan serangan hacking?” katanya.
HALIDA BUNGA FISANDRA