TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat harus berburu bahan bakar solar menyusul mati lampu yang terjadi di sebagian pulau Jawa, Ahad 4 Agustus 2019.
Bahan bakar itu dipakai untuk menghidupkan empat generator set rumah sakit. Listrik darurat diprioritaskan untuk beberapa ruangan dan pelayanan.
Hingga Ahad sore atau empat jam lebih, pihak RSHS Bandung tidak mendapat kepastian dari PT PLN. "Sampai kapan pemadaman ini kami belum tahu, nomer kontak orang PLN tidak menjawab terus mungkin sedang sibuk," kata Direktur Medis dan Keperawatan RSHS Bandung Nucki Nursjamsi Hidajat, Ahad sore, 4 Agustus 2019.
Jawaban dari PLN mereka harapkan untuk perhitungan stok solar. Sejak dipakai saat pemadaman, persediaannya menipis karena dipakai. "Sejauh ini masih aman, bila lebih dari 8 jam kita harus segera minta bantuan kiriman bahan bakar tambahan," ujarnya.
Listrik darurat itu mereka prioritaskan untuk ruangan Instalasi Gawat Darurat, ruang operasi, dan ruang Intensive Care Unit. Penggunaan tahap lainnya untuk ruang rawat pasien dan selasar atau lorong rumah sakit.
Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 4 Agustus 2019 mengatakan gangguan pertama terjadi akibat Gas Turbin 1 sampai 7 di Suralaya, Cilegon, serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon, Banten.“Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman,” kata dia.
Gangguan kedua terjadi di Jawa Barat yaitu pada Transmisi SUTET 500 kV. Akibatnya, aliran listrik padam di sejumlah area seperti Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.
Belum jelas benar kapan listrik akan pulih, pun akan bertahap atau bisa sekaligus normal. Informasinya petugas berusaha memulihkan pasokan listrik, sementara beredar kabar lain listrik akan mati antara 1-6 jam.