TEMPO.CO, Sukabumi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat hingga Sabtu, pukul 01.00 WIB, jumlah rumah yang rusak akibat gempa bertambah menjadi 26 unit. Gempa Banten 6,9 M yang berpusat di Samudera Hindia di selatan Pandeglang menggoyang wilayah yang cukup luas pada Jumat malam 2 Agustus 2019.
Khusus di wilayah Sukabumi, gempa 4,4 M lalu dirasakan pada Sabtu dini hari sekitar pukul 00.22 WIB. "Jumlah rumah yang rusak terus diperbarui dan kemungkinan masih bertambah," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, pada Sabtu 3 Agustus 2019.
Puluhan rumah yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan, yakni Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas.
Rumah-rumah itu terdiri dari rusak berat sebanyak tiga unit, rusak ringan 16 unit, dan rusak sedang tujuh unit. Fasilitas lainnya, seperti bangunan majelis taklim di Kampung Sayang, RT01/RW01, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja juga rusak akibat gempa tersebut.
Daeng mengatakan, jumlah warga yang mengungsi sebanyak sembilan jiwa karena rumah rusak berat. Ini antara lain satu keluarga berjumlah empat jiwa warga Kampung Wanamukti RT 02/RW 13, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak.
Ada juga satu keluarga beranggotakan tiga jiwa warga Kampung Samelang, RT 01/RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dan satu keluarga beranggotakan dua jiwa warga Kampung Cihuni, RT 03/RW 07, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas. Seluruhnya harus mengungsi karena rumah rusak berat.
Warga yang rumahnya rusak berat untuk sementara diungsikan ke tempat keluarganya terdekat maupun kerabatnya. Bantuan darurat mulai disalurkan BPBD, seperti alat perlengkapan makan, tidur, mandi, dan makanan siap saji untuk korban gempa Banten itu.
"Untuk kerugian masih dalam penghitungan, karena saat ini kami fokuskan untuk mendata rumah maupun fasilitas umum lainnya yang rusak," kata Daeng lagi sambil meminta warga Sukabumi tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.