TEMPO.CO, Sukabumi - Warga Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, sempat panik saat merasakan gempa pada Jumat malam, 2 Agustus 2019. Gempa berkekuatan 6,9 dalam skala Magnitudo--sebelumnya dikabarkan 7,4--berpusat di perairan Samudera Hindia di selatan Pandeglang, Banten.
Warga Palabuhanratu berhamburan ke luar rumah, bahkan sempat mengungsi ke tempat yang jauh dari bibir pantai. Kepanikan tercipta. "Tapi cuma sebentar, situasi normal kembali," kata Iyang, 50 tahun, warga Palabuhanratu.
Iyang juga mengaku sempat mendengar informasi di daerah Pantai Citepus, Palabuhanratu, air laut sempat surut tanda akan terjadi tsunami. Namun, setelah dicek, ternyata kondisinya tetap normal.
Asep Supriatna, 57 tahun, warga Citepus, yang sedang berada di luar kota mengaku sempat ditelepon istrinya yang mengabarkan hendak mengungsi karena air laut surut. Kabar itu langsung membuatnya bergegas pulang ke Citepus.
Sementara di Kabupaten Cianjur, warga juga sempat berhamburan keluar rumah saat terjadi gempa. Tak hanya warga yang sedang di dalam rumah, para keluarga pasien yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur juga panik saat gempa kuat dirasa dalam beberapa detik itu.
"Terasa sekitar 10 detik, sampai meja dan daun pintu di rumah bergoyang. Saya langsung berlari keluar sambil membawa keluarga mencari tempat yang aman," kata Arman, 40 tahun, seorang warga.
Bahkan lanjut Arman, sejumlah warga di lingkungan rumahnya sempat mengumandangkan adzan sambil berlari tak lama setelah gempa menggoyang. "Saking paniknya, semoga saja, tidak ada korban," ucapnya menambahkan.