TEMPO.CO, Jakarta - Ketua SETARA Institute Hendardi mengaku optimistis dengan tim teknis bentukan Polri akan menemukan temuan baru dalam kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Soal temuan baru bisa saja ada, jika merujuk pada rekomendasi, pendekatan, dan arahan TGPF sebelumnya," ujar Hendardi saat dihubungi, Rabu, 31 Juli 2019.
Hendardi juga mengimbau kepada pihak-pihak yang hanya mempolitisasi kasus Novel, mau menyerahkan bukti atau petunjuk. "Tidak hanya asumsi atau opini. Itu akan membantu tim teknis mengungkap peristiwa kriminal tersebut," ucap dia.
Hendardi, yang sebelumnya juga tergabung dalam TGPF, merekomendasikan dua hal dalam kasus Novel. Yang pertama tim teknis menemukan tiga orang terduga pelaku yang disebut-sebut berada di lingkungan rumah Novel beberapa hari sebelum kejadian penyerangan. Kedua, menelusuri enam kasus high profile yang pernah ditangani Novel.
Sebab, dalam temuan TGPF, ada dugaan bahwa balas dendam menjadi motif penyerangan terhadap Novel. "Kasus korupsi yang pernah ditangani saudara Novel Baswedan berpotensi menimbulkan serangan balik akibat ada dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan," kata Juru bicara TGPF Nur Kholis, di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu, 17 Juli 2019.
Nurkholis menuturkan penggunaan wewenang yang berlebihan membuat Novel Baswedan menjadi musuh sejumlah orang yang berperkara di KPK. Sebab, dari pola serangan kepada Novel, kata dia, diyakini penyerangan berkaitan dengan pekerjaan.
Hendardi pun tak masalah jika tim teknis mengulang seluruh penyelidikan kasus dari awal. "Bisa saja cara kerjanya berbeda dan kali ini sudah berdasarkan pada arahan TGPF yang lalu," kata dia.