“Rencana Kontijensi adalah konsep kedaruratan, katakanlah dalam kondisi aman, itu harus disiapkan. Misalkan untuk menghadapi kondisi krisis pengungsian kemana, itu jadi fasilitas yang menjadi tanggungjawab pengelola,” kata dia, Selasa, 30 Juli 2019.
Mamay mengatakan, belum semua pengelola kawasan wisata alam memiliki rencana kontijensi tersebut. “Pengelola harusnya tahu berapa jumlah pengunjung. Ketika pengunjung tersebar di mana, mereka harus membuat jalur evakuasi. Kemudian kalau evakuasi, berapa mobil yang mereka punya. Petugas juga harus standby di lokasi. Itu bagian dari kontijensi itu,” kata dia.
Kepala Bidang Mitigasi Gunugn Api, PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, tren aktivitas Gunung Tangkuban Parahu terus turun. “Tapi erupsi bisa terjadi kapan saja,” kata dia, Selasa, 30 Juli 2019. “Datanya menunjukkan penurunan. Tapi yang penting, orangnya disiapkan selalu siaga.”
Pengeloal TWA Gunung Tangkubanparahu, Direktur Utama PT Graha Rani Putra Persada, Putra Kaban menjanjikan akan memenuhi semua syarat itu sebelum tenggat yang ditetapkan Ridwan Kamil. “Semuanya sudah kami siapkan. Tapi kalau ada yang harus diperbaiki, kami akan perbaiki,” kata dia, Selasa, 30 Juli 2019.
Kaban mengatakan, pembersihan debu dan material sisa meletusnya Tangkuban Parahu terus dilakukan dengan mengerahkan 40 unit damkar. Kendaraan evakuasi pengunjung mengantisipasi pengunjung untuk secepatnay turun sudah disiapkan 17 unit kendaraan.
“Yang paling berbahaya kalau terjadi kepanikan. Di Tangkuban Parahu kami buat informasi setiap 2 menit,” demikian Kaban.