TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin mengatakan peluang bertambahnya partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo masih tetap terbuka. Meski begitu, ia menyebut saat ini hal itu masih menjadi bahan pertimbangan di antara partai pendukung lama.
"Prinsipnya terbuka, tapi masuk (ke pemerintahannya) seperti apa itu. Dan perlu ada kesepakatan dari partai-partai koalisi," kata Ma'ruf saat ditemui usai perayaan hari ulang tahun Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juli 2019.
Ma'ruf mengatakan perundingan ini masih berlangsung. Meski Tim Kampanye Nasional (TKN) yang menjadi wadah berkumpulnya koalisi telah resmi dibubarkan, namun Ma'ruf menegaskan pembicaraan tetap berlangsung.
"Ya nanti kita bicarakanlah itu seperti apa. Yang penting rekonsiliasinya sudah ada," kata Ma'ruf.
Yang menjadi pembahasan saat ini, kata dia, adalah bentuk yang disepakati oleh kedua kubu. Karena itu, ia menyebut komunikasi telah berjalan. Salah satunya, adalah pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus lawan Jokowi di Pilpres, Prabowo Subianto.
Bahkan pembahasan pun sudah terkait gambaran jajaran menteri nanti. "Oh iya, termasuk (kabinet mendatang). Sekarang kan lagi mengumpulkan. Calon-calonnya lagi dikumpulkan," kata Ma'ruf Amin.
Wacana penambahan partai baru di Koalisi Indonesia Kerja mengembang sejak Komisi Pemilihan Umum memutus kemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Setelah sebelumnya Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional, belakangan Partai Gerindra juga nampak mulai merapat, yang ditandai dengan pertemuan antara Megawati dengan Prabowo.