TEMPO.CO, Jakarta - Polri telah memetakan sumber aliran dana yang masuk ke kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan organisasi JAD menerima pemasukan dana dari lima negara.
"Ada aliran dana dari Trinidad dan Tobago, Maldives, Venezuela, Jerman, dan Malaysia. Seluruh dana ini diterima oleh Saefullah alias Daniel alias Chaniago," ujar Dedi di kantornya, Jakarta Selatan pada Selasa, 22 Juli 2019.
Saefullah merupakan salah satu orang yang dipercaya menampung dan mengatur perputaran uang di JAD Indonesia. Total seluruh dana yang diterima Saefullah sejak Maret 2016 hingga September 2017 mencapai lebih dari Rp 400 juta. "Mereka yang mengirim dana ini menggunakan sistem Western Union," ucap Dedi.
Saefullah hingga kini masih buron. Polisi telah menerbitkan Daftar Pencarian Orang terhadapnya. Berdasarkan informasi terakhir yang diterima, Saefullah berada di suatu wilayah di Afghanistan.
Selain digunakan untuk membeli bahan-bahan bom dan senjata, Saefullah juga mengirimkan dana itu kepada kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Pengiriman uang dilakukan Saefullah melalui bendahara JAD Indonesia yakni Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi.
Novendri sudah ditangkap di Padang, Sumatera Barat, pada 18 Juli 2019. "Uang tersebut untuk membiayai kebutuhan logistik kelompok pimpinan Ali Kalora serta untuk membeli senjata," kata Dedi.