TEMPO.CO, Jakarta - Bursa calon Ketua MPR riuh setelah pemilihan umum legislatif selesai. Partai-partai koalisi Jokowi berebut ingin jadi pucuk pimpinan di lembaga tertinggi negara itu. Partai Golkar salah satu yang ingin menempatkan kadernya di kursi Ketua MPR.
Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat, Melchias Markus Mekeng menyebut lima nama calon ketua MPR dari partai beringin.
Mereka adalah Kahar Muzakir, Aziz Syamsudin, Agun Gunanjar Sudarsa, Muhidin Mohamad Said, dan Zainuddin Amali.
"Sampai saat ini belum mengerucut ke satu nama," kata Mekeng melalui pesan kepada Tempo, Senin malam, 22 Juli 2019.
Mekeng mengklaim, partainya memiliki kemampuan serta kader-kader yang pantas menempati jabatan itu.
"Golkar merasa punya kemampuan untuk menjaga keutuhan dan kebhinekaan dari bangsa ini karena ideologinya sebagai partai nasionalis," kata dia.
Belakangan, partai-partai beramai-ramai mengakui mengincar jabatan ketua MPR. Diawali dengan Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa, kini menyusul Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Demokrat, bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ikut menarget posisi itu.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebelumnya blak-blakan menyampaikan keinginannya menjadi ketua MPR. Adapun Gerindra menjagokan Ahmad Muzani, sekretaris jenderal partai yang kini juga menjabat sebagai wakil ketua MPR.
Selanjutnya, PDIP melontarkan sejumlah nama yang dianggap mumpuni menjadi Ketua MPR, di antaranya Ahmad Basarah, Yasonna Laoly, Trimedya Panjaitan, hingga Andreas Pareira. Nasdem dan Demokrat belum melontarkan nama kendati mengklaim memiliki kader-kader yang layak.
Mekeng tak menjawab tegas soal kemungkinan partainya mengajukan paket pimpinan bersama partai koalisi eks pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pemilihan presiden 2019. Menurut dia, pembahasan paket pimpinan MPR juga masih cair dan relatif lama.
"Politik itu sangat dinamis dan waktunya kan masih panjang," kata dia.