TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hendrawan Supratikno menyebut sejumlah nama dari partainya yang dianggap mumpuni menjadi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Nama-nama tersebut, kata Hendrawan, memahami persoalan ketatanegaraan.
"Bisa dilihat siapa yang duduk di pimpinan MPR saat ini. Siapa yang rekam jejaknya cukup baik dan pemahaman terhadap sistem ketatanegaraan," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2019.
Nama pertama yang dimaksud Hendrawan ialah Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah, yang juga menjabat sebagai wakil ketua MPR. Hendrawan menyebut Basarah sebagai dokter Pancasila yang lima tahun mendampingi Taufik Kiemas, ketua MPR periode 2009-2013.
Hendrawan menyebut ada sejumlah tokoh lainnya, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih yang akan dilantik pada 1 Oktober nanti. Nama yang dimaksudkannya adalah Yasonna Laoly, yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM. Yasonna sebelumnya sempat menjadi sekretaris fraksi PDIP di MPR.
Hendrawan juga menyebut dua nama lain, yakni Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan dan Andreas Hugo Pareira. "Dulu pimpinan fraksi Pak Yasonna Laoly. Terus Pak Trimedia Panjaitan, ya banyak, Andres Hugo Pariera. tokoh-tokoh yang berkecimpung memahami dan sistem ketatanegaraan," ujar anggota fraksi PDIP MPR ini.
Meski begitu, Hendrawan enggan menyampaikan siapa kandidat yang paling kuat menjadi pimpinan MPR. Dia berujar hal tersebut akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Iya (kembali ke) Ibu Ketum, di PDIP kultur penugasannya jelas ya," ujarnya.