TEMPO.CO, Jakarta - Partai NasDem memprediksi akan ada dua paket pimpinan majelis permusyawartan rakyat (MPR) yang akan diajukan di periode 2019-2024.
"Itu analisis saya, karena UU MD3 mensyaratkan ada lima pimpiman dan harus selalu ada DPD di dalamnya. Jadi kebetulan fraksi di DPR ada sembilan, maka berpotensi dua paket," kata Johnny Plate di kantor DPP Nasdem, Jakarta pada Senin, 22 Juli 2019.
Johnny memberi sinyal bahwa Koalisi Indonesia Kerja (KIK) alias partai pengusung Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak akan menyertakan partai non-koalisi dalam paket yang akan mereka ajukan. "Kalau kami solid dan selalu mengedepankan resolusi konsesus," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf ini.
Posisi ketua dan wakil ketua MPR, kata Johnny, akan digodok bersama koalisi. Dia menyebut, partai juga tidak membahas kemungkinan partai non-koalisi bergabung ke dalam paket MPR KIK.
Nasdem, ujar Johnny, juga telah membangun komunikasi dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). "Komunikasi berlangsung cair karena DPD itu prinsipnya keterwakilan perorangan, dan di sana pasti ada kelompok DPD yang menjadi sahabat partai koalisi," ujar dia.
Sementara itu, Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan MPR Hendrawan Supratikno menyebutkan ada tiga opsi pembentukan paket pimpinan MPR. Opsi pertama ialah proses aklamasi, dengan syarat calon ketua yang diajukan harus benar-benar mumpuni dan diterima semua partai.
"Opsi pertama opsi aklamasi, tapi betul calon ketuanya benar-benar yang memiliki kaliber dan karakter yang memiliki ketokohan luar biasa," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2019.
Hendrawan mencontohkan sosok mendiang Taufik Kiemas yang menjadi ketua MPR periode 2009-2013. Menurut dia, sosok suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu unggul lantaran dapat diterima semua fraksi dan mampu menjembatani komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pandangan.
Opsi berikutnya, kata Hendrawan, yakni dua paket pimpinan MPR. Namun Hendrawan memprediksi mudah menebak siapa pemenang dari dua paket pimpinan MPR ini. Sebab, ada kemungkinan partai-partai besar bergabung menjadi satu dalam satu paket.
Hendrawan menjelaskan opsi ketiga yang disebutnya ekstrem, yakni adanya tiga paket pimpinan MPR. Jika demikian, maka sembilan partai yang lolos ke parlemen akan terbagi menjadi tiga kelompok. Setiap paket kemudian melibatkan dua anggota Dewan Perwakilan Daerah. "Masing-masing paket terdiri dari tiga fraksi dan dua dari DPD. Ini akan terjadi pemilihan yang cukup seru," kata Ketua DPP PDIP ini.