Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FGD MPR: Sistem Presidensial Mesti Dipertegas

image-gnews
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Penegasan Sistem Presidensial' kerja sama Badan Pengkajian MPR dengan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unes), di Semarang, Sabtu 20 Juli 2019.
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Penegasan Sistem Presidensial' kerja sama Badan Pengkajian MPR dengan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unes), di Semarang, Sabtu 20 Juli 2019.
Iklan

INFO NASIONAL — Sistem Presidensial telah diimplementasikan lama di Indonesia. Ke depan, pascapemilu 2019 sistem Presidensial perlu penegasan dan penguataan sebab masih terdapat pro dan kontra dalam pelaksanaannya.

Hal tersebut muncul dalam gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Penegasan Sistem Presidensial" kerja sama antara Badan Pengkajian MPR dan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unes), di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 20 Juli 2019. FGD ini dihadiri dan dipimpin Prof. Hendrawan Supratikno (Fraksi PDIP MPR), didampingi Marwan Cik Asan (Fraksi Demokrat MPR), Syarief Abdullah Alkadrie (Fraksi Nasdem MPR), dan Hendro S Yahman (Fraksi PDIP MPR).

Hendrawan mengatakan sistem Presidensial yang kuat akan membawa pemerintahan juga kuat dan dampaknya kinerja akan bagus dan semua kembali kepada rakyat. Penguatan itu bisa melalui amandemen. "Peran MPR dalam penegasan dan penguatan sistem Presidensial sangat penting, yakni melalui amandemen, di situlah penguatan sistem Presidensial terwujud," katanya.

Penguatan sistem Presidensial akan berdampak kepada sinergitas serta check and balances antara eksekutif dan legislatif. "Sekali lagi jika sistem Presidensial tegas dan kuat maka akan berdampak baik buat sistem ketatanegaraan kita," ujarnya.

Syarief Alkadrie juga tegas mengatakan bahwa perlu mempertegas dan memperkuat sistem ketatanegaraan Indonesia dalam hal ini sistem Presidensial. Banyak hal dalam sistem ketatanegaraan Indonesia perlu dikaji kembali dan ditata ulang seperti pemilihan pejabat negara yang semestinya ranah Presiden.

"Masing-masing elemen seperti eksekutif, legislatif semua memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing ya kembalilah ke ranah tersebut jangan sampai ada tumpang tindih, penguatan sistem ketatanegaraan kita mesti juga ke arah sana," katanya.

Pendapat Hendrawan dan Syarief diamini Marwan Cik Asan yang menegaskan bahwa apapun pada akhirnya berbagai upaya yang MPR ini lakukan dengan berbagai diskusi, mencari informasi, masukan, pemikiran adalah demi memperbaiki sistem ketatanegaraan Indonesia.

"Sebab selama 21 tahun reformasi kita terlalu banyak menghabiskan energi karena ketidakstabilan terutama prapemilu dan saat pemilu bagaimana potensi konflik terjadi. Penguatan sistem ketatanegaraan kita ke depan diharapkan agar ketidakstabilan tergantikan dengan kestabilan yang berdampak baik untuk bangsa dan negara," ujarnya.

Peserta FGD, dari Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Suyahmo, M.Si. menjabarkan bahwa dalam sistem presidensial, presiden semestinya memiliki posisi yang relatif kuat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Namun sayang masa jabatan presiden hanya dua periode. Lima tahun dan selanjutnya bisa dipilih lagi jika terpilih lagi. Dengan diberi dua kali masa jabatan, seorang presiden pada periode pertama kerjanya bisa jadi kurang all out. Sebab, dibayangi kepentingan politik untuk bisa terpilih lagi di periode kedua," katanya.

Solusinya ke depan, lanjut Suyahmo, presiden memegang jabatan satu periode saja selama 8-9 tahun sehingga seorang presiden bisa lebih fokus bekerja secara profesional dan maksimal dan tidak berpikir untuk terpilih lagi.

Lalu, dalam konteks checks and balances antara Presiden sebagai eksekutif dan DPR sebagai legislatif secara kuantitatif tidak harus didudukan secara proporsional. Artinya, jumlah anggota DPR sebagai pendukung eksekutif diporsikan lebih banyak daripada jumlah anggota DPR sebagai pengontrol.

"Namun, dengan catatan bahwa kualitas, integritas, kapabilitas eksekutif terandalkan hanya bekerja demi kepentingan rakyat," ujarnya, menegaskan.

Merespons berbagai pemikiran tersebut, Prof. Hendrawan mengungkapkan masukan dan pemikiran para pakar, ahli, dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi dengan berbagai pembahasan termasuk pembahasan tentang sistem Presidensial ini akan dikaji dan akan diserahkan kepada pimpinan dan anggota MPR periode 2019-2024 dalam bentuk rekomendasi untuk ditindaklanjuti.

Gelar kegiatan FGD, dikatakan Hendrawan memang pada tujuannya adalah menghimpun pemikiran dan gagasan-gagasan kritis, inovatif, solutif dan kontributif, bagi MPR secara kelembagaan pada khususnya, serta bagi upaya penataan sistem ketatanegaraan Indonesia.

"Pada intinya, kami sangat apresiasi semua pemikiran-pemikiran yang muncul tentang tema FGD ini. Hasil yang kita bahas sama-sama menghasilkan pemikiran yang bagus luar biasa dan banyak yang ternyata kita satu pemikiran, seperti soal penguatan sistem Presidensial. Karena periode kami 2014-2019 akan berakhir, sebelumnya kami akan berikan dokumen kearifan tentang rekomendasi kami seputar kajian-kajian yang kami lakukan selama periode kami termasuk tentang sistem Presidensial ini, kepada periode selanjutnya," ucapnya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

15 jam lalu

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

Bambang Soesatyo mendukung rencana para pengusaha muda China yang tergabung dalam China International Youth Exchange Center dalam membangun kerjasama wirausahawan muda Indonesia - Tiongkok.


Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

16 jam lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".


Bamsoet Apresiasi KPU Menetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

17 jam lalu

Bamsoet Apresiasi KPU Menetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.


Bamsoet Apresiasi Terpilihnya Kader PP dalam Pemilu Legislatif 2024

2 hari lalu

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Apresiasi Terpilihnya Kader PP dalam Pemilu Legislatif 2024

Bambang Soesatyo mengapresiasi keberhasilan para kader Pemuda Pancasila yang terpilih sebagai anggota legislatif, baik sebagai anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi hingga DPRD Kabupaten/Kota


Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Hormati Putusan MK Atas Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

3 hari lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Hormati Putusan MK Atas Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersabar sekaligus menahan diri dalam menyikapi apapun hasil putusan Mahkamah Konstitusi atas Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden 2024.


Deretan Tokoh Nasional Hadiri Resepsi Pernikahan Puteri Kelima Bamsoet

3 hari lalu

Deretan Tokoh Nasional Hadiri Resepsi Pernikahan Puteri Kelima Bamsoet

Bambang Soesatyo dan keluarga berterima kasih atas doa restu dan kehadiran para tamu undangan dalam resepsi pernikahan puteri kelimanya, Saras Shintya Putri (Cacha) dengan Avicenna Athalla Zaki Ghani Alli (Athalla).


Bamsoet Resmikan Sirkuit Gokart Electric Tercepat Pertama di Indonesia

6 hari lalu

Bamsoet Resmikan Sirkuit Gokart Electric Tercepat Pertama di Indonesia

Bambang Soesatyo meresmikan Barcode Gokart Electric di Mall of Indonesia (MOI).


Bamsoet Sebut Keluarga Besar Anak Kolong Berharap Kepada Prabowo

12 hari lalu

Bamsoet Sebut Keluarga Besar Anak Kolong Berharap Kepada Prabowo

Bamsoet mengatakan, keluarga besar Anak Kolong atau anak asrama putra/putri TNI-Polri, menaruh harapan besar kepada Prabowo Subianto sebagai kandidat terpilih di Pilpres 2024


Bamsoet Harap Kabinet Baru Pemerintahan Diisi Figur Kompeten

12 hari lalu

Bamsoet Harap Kabinet Baru Pemerintahan Diisi Figur Kompeten

Bamsoet menegaskan, kabinet mendatang harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi, berintegritas, dan memiliki loyalitas yang tinggi.


Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

13 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.