TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan pemerintah sedang membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang akan mendalami wacana pemulangan warga negara Indonesia pendukung ISIS. Menurut dia, hal ini tidak bisa diselesaikan oleh Indonesia sendiri karena menyangkut negara lain. “Perlu ada task force yang nanti akan kami tugasi untu mendalami masalah ini," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.
Wiranto mengatakan, ada sekitar 120 WNI pendukung ISIS yang merupakan perempuan dan anak-anak masih berada di kamp pengungsian di perbatasan antara Suriah dan Irak. Para laki-laki harus menghadapi proses hukum oleh pemerintah di sana karena diduga terlibat dalam gerakan ISIS.
Menurut Wiranto, kepulangan pendukung ISIS itu jangan sampai merugikan bangsa Indonesia. "Jangan sampai kita memulangkan bibit-bibit penyakit yang sudah di-brain wash (cuci otak) untuk antiPancasila dan antiNKRI untuk kembali ke Republik Indonesia yang kita cintai."
Masyarakat diminta tidak berspekulasi mengenai kepulangan para pendukung ISIS itu. Kebijakan pemerintah soal wacana ini akan diputuskan setelah menunggu hasil pendalaman yang dilakukan satgas.
Majalah Tempo edisi 15 Juni 2019 sebelumnya mengungkapkan ratusan WNI pendukung ISIS terkatung-katung di Suriah. Kepada Tempo, mereka meminta pemerintah Indonesia mau memulangkan mereka. Otoritas Kurdi bersedia memulangkan mereka dengan syarat ada permintaan resmi dari pemerintah Indonesia.