TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menjelaskan langkah-langkah rekonsiliasi yang telah dilakukannya kepada para anggota Dewan Pembina, dalam rapat internal yang berlangsung di Hambalang, Jumat pagi, 19 Juli 2019. "Prabowo akan menjelaskan langkah rekonsiliasi yang sudah dilakukan pascaPemilu Presiden (Pilpres) 2019,” kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, di Jakarta.
Prabowo juga akan menjelaskan apa yang akan dilakukan setelah bertemu dengan rivalnya di Pilpres 2019, Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu, 13 Juli 2019, yang disebut banyak pihak sebagai rekonsiliasi. "Prabowo juga akan meminta masukan dari para anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, tentang sebaiknya yang harus dilakukan," ujar Sufmi.
Rekonsiliasi itu disambut baik sekaligus ditentang banyak pihak. Pendukung Prabowo mengatakan ada beberapa kasus hukum akan menjadi bagian dari rekonsiliasi. Di antaranya pemulangan peimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab dari Arab Saudi. Namun adanya syarat itu dikritik.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai rekonsiliasipolitik mestinya dilakukan tanpa persyaratan apa pun. Karena, kata dia, dasar dari rekonsiliasi adalah keikhlasan. "Harus ikhlas lillahi ta'ala untuk kepentingan bangsa," kata Adi di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2019.
Menurut Adi tujuan rekonsiliasi politik hanya satu, yaitu mengakhiri pertikaian politik antar-kubu calon presiden yang sangat melelahkan. Karena itu, dasar narasi rekonsiliasi menyangkut mental model berpolitik untuk siap kalah dan siap menang.
Ihwal permintaan kubu Prabowo Subianto pemulangan Rizieq dari Arab Saudi sebagai salah satu syarat terjadinya rekonsiliasi politik, dinilainya tidak tepat. Sebab, kata Adi, Rizieq dapat pulang sendiri ke Indonesia tanpa ada yang menghalangi.