TEMPO.CO, Surabaya - Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya Baktiono mengatakan konflik antara kubu pendukung ketua dewan pimpinan cabang demisioner, Whisnu Sakti Buana, dengan ketua baru Adi Sutarwijono, telah selesai.
Penyelesaian konflik dilakukan Dewan Pimpinan Pusat PDIP dalam forum rapat kerja cabang kedua di kantor Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Timur, Selasa malam, 16 Juli 2019. DPP PDIP mengirimkan salah seorang ketuanya, Djarot Saiful Hidayat dan Komarudin Watubun, untuk menyelesaikan kemelut tersebut.
Menurut Baktiono, pihaknya tinggal melakukan konsolidasi menyambut agenda partai yang sudah dekat. “Masalah di DPC PDIP Surabaya telah selesai. Kami tinggal konsolidasi untuk Konferda PDIP Jatim pada 27 Juli, dan 8-10 Agustus untuk Kongres di Bali,” kata Baktiono, Rabu, 17 Juli 2019.
Adapun Djarot mengatakan persoalan ditolaknya Adi Sutarwijono oleh mayoritas pengurus anak cabang PDIP Surabaya sudah tidak ada masalah. Mantan Wali Kota Blitar dua periode itu berujar kedatangannya ke arena konfercab itu juga sekaligus mensosialisasikan Peraturan PDIP Nomor 28 Tahun 2019.
Dalam aturan itu disebutkan bahwa untuk kepentingan yang lebih strategis, DPP PDIP dapat menunjuk ketua cabang di luar usulan pengurus anak cabang. Sebelumnya, mayoritas PAC PDIP Surabaya mengusulkan Whisnu Sakti agar dipilih kembali sebagai Ketua DPC untuk periode ketiga. “Ya inilah dinamika Surabaya. Orang Surabaya itu ngomongnya di depan, blak-blakan. Tapi setelah diberi penjelasan dengan semangat musyawarah mufakat, selesai,” kata Djarot.
Menurut Djarot, sebagai seorang kader, Whisnu Sakti tidak mempermasalahkan posisinya sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya digantikan oleh Adi Sutar. Djarot mengatakan setelah tak menjabat Ketua DPC, anak tokoh PDIP Sutjipto itu akan mendapat penugasan lain oleh DPP. “Sekarang kan penugasannya di eksekutif (Wakil Wali Kota Surabaya). Lha, nanti akan ada penugasan lain,” tutur mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Konflik PDIP Surabaya berawal saat konfercab pertama di Empire Palace Surabaya pada Ahad, 7 Juli lalu. Saat itu DPP PDIP menyerahkan surat berisi penunjukkan Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC. Surat tersebut diprotes mayoritas PAC yang telah sepakat mengusung Whisnu.
Ketua PDIP Jawa Timur Kusnadi mengatakan perselisihan di tubuh PDIP sudah bukan satu kali dua kali. Namun, semua itu bisa diselesaikan dengan baik. “Kalau Ibu (Megawati) memberi penjelasan, langsung selesai. Lagian konflik itu buat apa, wong sama-sama teman, sama-sama berideologi nasionalis,” katanya.