TEMPO.CO, Jember - Gempa bermagnitudo 6 yang mengguncang wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara, pukul 07.18 WIB, Selasa, 16 Juli 2019 berdampak di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sejumlah bangunan termasuk rumah sakit rusak. BPBD Kabupaten Jember menyebutkan, empat ruangan di RS dr Soebandi, Jember rusak ringan di sejumlah ruangan akibat gempa Bali itu.
Dinding dan langit-langit Poli Rawat Jalan, Poli Kandungan retak. Pilar pada toilet laki-laki juga retak.
Tiga kecamatan terdampak gempa adalah Ambulu, Ledokombo dan Kencong. Di Kecamatan Ambulu, sebuah bangunan retak dindingnya. Atap salah satu ruang kelas SDN Sumbersalak 5 Ledokombo jebol. Sebuah rumah di Kecamatan Kencong juga rusak.
Gempa dengan episentrum pada koordinat 9,08 Lintang Selatan dan 114,55 Bujur Timur di laut pada jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, pada kedalaman 104 kilometer itu juga berdampak di Kabupaten Banyuwangi.
Data sementara BPBD Banyuwangi mencatat atap teras Masjid Nurul Iman di Dusun Rajegwesi, Desa Sarongan, roboh. Dinding Kantor Balai Penyuluhan KB Kecamatan Gambiran retak.
Sebagian atap rumah yang dalam proses pembangunan di Dusun Krajan Baru, Desa Wonosobo, Kecamaran Srono, jatuh dan menimpa pemilik rumah. Akibatnya, si empunya rumah, Painem, harus dirawat di Puskesmas Wonosobo. Genteng masjid di Blimbingsari, sebuah rumah di Tegaldlimo, dan Pos Linmas di Pesanggaran, melorot.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Badung, Nusa Dua, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara, Jember, dan Lumajang.
"Gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)." Rahmat menjelaskannya melalui keterangan tertulis, Selasa, 16 Juli 2019.
Gempa Bali ini tidak berpotensi tsunami. BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Hindari bangunan yang retak atau rusak akibatkan gempa.” Rahmat meminta agar warga memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, tidak ada yang rusak akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.