TEMPO.CO, Jakarta - Polri menyatakan jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) memiliki beberapa strategi baru yang dilakukan untuk membangun sistem pertahanannya.
Salah satunya, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, adalah menggunakan pendekatan kepada partai politik.
"Strategi baru mereka memang melakukan pendekatan ke tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga pendekatan ke partai politik," kata Dedi di kantornya, Jakarta Selatan, pada Senin, 15 Juli 2019.
Menurut Dedi strategi lainnya yang juga digunakan adalah membuat propaganga media dan pembentukan opini publik. Bahkan JI juga membentuk polarisasi umat sebagai salah satu strategi barunya. "Mereka juga memiliki manajemen chaos," ucap Dedi.
Seperti diungkapkan sebelumnya, Jamaah Islamiyah menyasar Pulau Jawa sebagai daerah penguatan. Meski pada 2007 pemerintah resmi membubarkan JI, namun jaringan tersebut justru semakin berkembang. JI melakukan penguasaan wilayah dengan memperkuat organisasinya melalui struktur, SDM dan pendanaan.
Selain itu, polisi menyebut aksi teror juga dilakukan secara rahasia oleh JI. Mereka melakukan secara diam-diam seluruh strateginya untuk mengubah Indonesia menjadi negara khilafah.