TEMPO.CO, Surabaya - Ketua DPD Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Kota Surabaya, Jawa Timur, Samuel Teguh Santoso akan mendeklarasikan diri sebagai bakal calon wali kota (cawali) Surabaya jalur independen pada Pilkada Surabaya 2020. "Awal Agustus 2019 ini saya akan deklarasi cawali independen," kata Samuel di Surabaya, Senin, 15 Juli 2019.
Menurut dia, rencana maju sebagai calon wali kota Surabaya independen ini berawal dari banyaknya dukungan dari konstituen saat berkampanye sebagai caleg DPRD Jatim dari Perindo pada Pemilu Legislatif 2019. "Banyak konstituen meminta saya maju di Pilkada Surabaya jalur independen."
Baca juga: NU Bicarakan Nama Bakal Calon Wali Kota Surabaya Pengganti Risma
Menurut Samuel gagal menjadi anggota DPRD Jatim dan Perindo Surabaya tidak bisa meraih kursi di DPRD Surabaya, perolehan suara Perindo di urutan ke11 atau di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang meraih satu kursi. "Saya turun lagi minta pendapat konstituen dan semua ketua DPC (Dewan Pimpinan Cabang) dan ketua ranting baik di kecamatan maupun kelurahan rata-rata mendukung."
Ia akan berupaya mengumpulkan 135 ribu kartu tanda penduduk (KTP) sebagai salah satu syarat untuk bisa maju cawali independen agar bisa memenuhinya.
Baca Juga:
Seorang pengacara M. Sholeh telah mendeklarasikan diri sebagai calon wali kota Surabaya jalur independen pada 4 Juli 2019. Sholeh menargetkan 135 ribu kartu tanda penduduk sebagai salah satu persyaratan pencalonan cawali independen di Pilkada Surabaya 2020 terpenuhi dalam waktu empat bulan.
Baca juga: Calon-calon Wali Kota Surabaya Pengganti Tri Rismaharini
Sholeh mengaku punya sejumlah perangkat yang nanti akan memperlancar proses pengumpulan KTP. Di antaranya pendukung yang terdiri dari advokat, para guru honorer, seniman, budayawan, lembaga swadaya masyarakat, pegiat sosial dan warga Surabaya.
Sosiolog politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Machfud Fauzi menilai peluang calon wali kota Surabaya jalur indepen tetap ada, jika tidak ada figur yang tepat sebagai penerus Wali Kota Tri Rismaharini. "Kemungkinan bisa, meski tantangannya besar." Calon indpenden harus bisa membangun kepercayaan publik serta bisa menampilkan modal sosial sebagai bakal calon yang mempunyai kapasitas.