TEMPO.CO, Jakarta - Mantan calon wakil presiden 02, Sandiaga Uno, kembali menegaskan sikapnya untuk menjadi oposisi setelah kalah dalam pemilihan presiden 2019. "Jadi oposisi enggak bisa dipecat. Menteri bisa dipecat. Jadi tidak perlu khawatir menyuarakan terbaik," kata Sandiaga dalam diskusi MPI Milenial di Jakarta, Ahad, 14 Juli 2019.
Baca juga: Ketimbang Masuk Pemerintahan, Sandiaga Bertekad Jadi Oposisi
Sandiaga mengatakan, dalam demokrasi ada yang kalah dan menang. Kualitas demokrasi akan meningkat jika semua orang menyadari perannya bahwa yang terpilihlah yang diberikan kesempatan untuk memerintah. Sedangkan yang tidak terpilih konsisten untuk mengoreksi dan meningkatkan pengawasan kinerja pemerintah.
"Karena biasanya politik zaman old itu bagi-bagi kursi, betul? Kalau zaman sekarang, kita konsisten. Berani untuk berubah. Milenial tidak nyari kekuasaan, jabatan, kursi. Kita ikhlas untuk satu perubahan," kata dia.
Menurut Sandi, jika tidak ada yang menjadi oposisi, kebijakan pemerintah tidak bisa diawasi dan akan jadi ugal-ugalan. Sehingga, kata dia, harus ada mitra di luar pemerintahan yang tidak peduli dengan jabatan.
Pada acara di Kemang Village, pada Sabtu kemarin, Sandiaga menyatakan tidak akan masuk ke pemerintahan periode 2019-2024. Menurut Sandiaga check and balance sangat penting dalam pemerintahan ke depan.
Sandi mengaku sangat komit terhadap demokrasi. Oleh sebab itu, "(Saya) harus berani setia mengawal pembangunan ini sebagai oposisi," ujar dia.
Sandiaga percaya bahwa eks koalisi Prabowo-Sandi juga akan memiliki sikap yang sama dengan dirinya. Dia menilai tidak akan ada partai eks koalisi adil makmur yang membelot mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Rekonsiliasi dengan Jokowi: Inilah Untung Rugi Prabowo Jadi Oposisi