TEMPO.CO, Jakarta - Persaudaraan Alumni atau PA 212 berencana menggelar Ijtima Ulama keempat untuk membahas sikap politik setelah momentum Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu Prabowo Subianto.
Baca: Canda Prabowo ke Jokowi: Selamat Tambah Rambut Putih Pak
"Insya Allah segera diadakan ijtima ulama ke-4 sebagai sikap tegas dari PA 212 dan simpatisannya,” kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin dihubungi, Sabtu malam, 13 Juli 2019.
Selain soal sikap politik, Novel mengatakan ijtima juga akan membahas mengenai dugaan kecurangan terstruktur, sistematis dan masif dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Mereka juga akan membahas tewasnya sejumlah orang dalam kerusuhan 22 Mei. “Serta kriminalisasi ulama, tokoh dan aktivis,” kata dia.
Ijtima Ulama adalah pertemuan yang digelar oleh sejumlah organisasi masyarakat pendukung Prabowo dalam pilpres 2019. Ijtima Ulama pertama menyodorkan sejumlah kandidat wakil presiden kepada Prabowo. Pertemuan kedua menyatakan dukungan kepada Prabowo. Sementara pertemuan ketiga menuntut Badan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Maruf Amin.
Novel mengatakan mereka tak pernah berkomunikasi dengan Prabowo mengenai rencana pertemuan dengan Jokowi. Dia mengatakan PA 212 bahkan sudah tak pernah berkomunikasi dengan Prabowo sejak putusan sengketa pilpres di MA 28 Juni 2019. Menurut dia, Prabowo lebih mendengar masukan dari orang sekitarnya yang pengkhianat. “Orang-orang partai,” kata Novel.
Novel mengatakan pihaknya menolak rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo. Tak cuma PA 212, dia mengatakan sejumlah elemen masyarakat yang mendukung Prabowo juga menolak rekonsiliasi itu. Di antaranya, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama, Forum Umat Islam dan Front Pembela Islam.
Baca: Prabowo: Saya Ketemu Jokowi, Saya Terus Berjuang untuk Rakyat
Juru bicara FPI, Munarman mengatakan mereka tak berkompetensi menanggapi rekonsiliasi Jokowi - Prabowo. “Umat tidak ada kaitannya dengan pertemuan itu,” kata dia. Namun, ia mengatakan masyarakat yang mendukung Prabowo-Sandiaga dalam pilpres bakal tetap berjuang menegakkan keadilan dan menolak cara curang dan kotor dalam bernegara.