TEMPO.CO, Jakarta - South-East Asia Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto mengatakan momen Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu Prabowo Subianto di Moda Raya Terpadu atau MRT membawa dampak positif, khususnya bagi transportasi di Indonesia.
Baca: Canda Prabowo ke Jokowi: Selamat Tambah Rambut Putih Pak
"Saya pikir hal positif dari pertemuan di MRT itu. Pertemuan keduanya menunjukkan bahwa angkutan umum harus menjadi bagian dari kegiatan masyarakat sehari-hari," kata Yoga kepada Antara, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 14 Juli 2019.
Yoga menuturkan pertemuan kedua pimpinan tersebut menjadi sinyal positif bagi pengembangan transportasi di Jakarta khususnya dan di seluruh wilayah Indonesia. Serta akan memotivasi masyarakat untuk mengakses angkutan umum.
"Saya meminjam kata-kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa di angkutan umum, semua orang memiliki posisi yang sama, apapun kedudukan mereka," kata Yoga.
Dari sisi transportasi, kata Yoga, kesan yang diberikan kedua mantan rival politik pada Pilpres 2019 itu saat bertemu di MRT juga bisa menunjukkan bahwa pemerintah harus bisa memiliki komitmen agar pembangunan angkutan massal di luar Jakarta juga harus dikebut selama lima tahun ke depan.
"Agar daerah-daerah lain dapat memiliki angkutan massal baik yang berbasis jalan maupun rel," katanya.
Yoga juga berpendapat pertemuan dua tokoh nasional tersebut tidak hanya mendorong akses masyarakat menggunakan MRT tetapi juga dampak lebih besar dari sekedar peningkatan jumlah pengguna. "Tapi saya pikir ini dampaknya lebih besar, yaitu untuk pengembangan angkutan massal di Indonesia," katanya.
Baca: Jokowi - Prabowo Bertemu di MRT, Gayanya Sama dan Santai
Yoga mengatakan MRT itu adalah simbol perubahan budaya untuk orang mulai melihat angkutan umum tidak lagi sebelah mata, tetapi bangga terhadap kehadiran angkutan umum.