TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius berpendapat tidak ada salahnya memberikan kesempatan kedua kepada anak-anak simpatisan ISIS yang ingin kembali ke Indonesia.
Baca: Pendukung ISIS Minta Pulang ke Indonesia, Ini Jawaban Ryamizard
“Beri kesempatan kedua, mereka tidak berdosa” kata Suhardi dalam diskusi yang diadakan oleh ruangobrol.id dan Tempo dengan judul “Para Pengejar Mimpi ISIS: Layakkah Mereka Kembali” pada Selasa, 9 Juli 2019.
Diskusi ini berangkat dari laporan Majalah Tempo dengan judul Para Pengejar Mimpi ISISI. Laporan yang tayang pada 15 Juni 2019 ini bercerita soal ratusan bekas pendukung ISIS asal Indonesia yang terkatung-katung di Suriah. Ototitas Kurdi bersedia memulangkan mereka asal ada jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Suhardi mengatakan jika membiarkan anak-anak teroris ini terlunta-lunta maka khawatir akan muncul dendam baru ketika mereka dewasa. Dendam karena merasa tidak mendapatkan keadilan dalam masyarakat.
“Semua jangan dihadapi dengan kekerasan, karena akan menimbulkan dendam dan kekerasan2 yang baru,” kata Suhardi.
Walaupun Suhardi merasa perlu memulangkan anak dari simpatisan ISIS, namun ia pun menyadari bahwa tidak ada yang bisa menjamin anak-anak tersebut tidak melakukan hal-hal yang berbau radikal ketika pulang ke Indonesia.
Baca: Eks ISIS The Beatles Mengaku Pernah Selamatkan Algojo Barat
Menurut dia, hal tersebut dapat di atasi dengan sisi humanisme yang dimiliki oleh mantan simpatisan ISIS yang akan dipulangkan, dengan cara terus memantau pelaku secara pribadi dari lingkup terkecilnya. “Kami akan lakukan pendekatan dari sisi kemanusiaan,” kata Suhardi.
Fira Prameswari