TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menilai, jadwal musyawarah nasional atau Munas Golkar akan menjadi salah satu faktor penting menentukan strategi dan siapa yang akan memenangkan pertarungan sebagai ketua umum. Kaitannya, ujar Burhanuddin, untuk membaca restu Presiden Joko Widodo.
Saat ini, dua calon yang menyatakan akan maju sebagai Caketum Golkar adalah Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto. Jika Munas dilakukan pada Desember, ujar Burhanuddin, Bambang Soesatyo tidak lagi menjabat Ketua DPR RI karena masa jabatannya selesai pada Oktober. Sementara Airlangga Hartarto juga belum tentu menjadi menteri lagi. Tanpa jabatan-jabatan tersebut, keduanya akan kehilangan akses langsung kepada Jokowi.
Baca Juga: Kubu Bamsoet Sesuaikan Agenda Munas Golkar dengan Jadwal Jokowi
Namun, skenario masih sangat cair. Airlangga dinilai masih memiliki kartu truf--kartu sakti yang bisa dipakai untuk mem-veto kemenangan kartu lain--dengan posisinya sebagai ketua umum Golkar saat ini.
"Dia bisa menggunakan posisinya sebagai ketua umum untuk merekomendasikan menteri," ujar Burhanudin usai acara diskusi di bilangan Kuningan, Ahad, 7 Juli 2019. Belum lagi, lanjut dia, kedekatan Jokowi dan Airlangga sebagai sesama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). "Jadi ada banyak kartu yang bisa dimainkan, Airlangga."
Namun, di periode kedua pemerintahan Jokowi ini, Burhanuddin menilai faktor kedekatan tidak bisa menjadi satu-satunya faktor penentu restu Jokowi. Bekas Gubernur DKI Jakarta itu dinilai akan mempertimbangkan kemampuan memimpin masing-masing calon ketua umum, guna memastikan Jokowi bisa soft landing di periode kedua. "Ketum Golkar mendatang harus mampu menjaga stabilitas politik. Sebab, Golkar merupakan salah satu partai andalan Jokowi di pemerintannya," ujar Burhanuddin.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Andi Sinulingga mengamini hal tersebut. Untuk itu, ujar dia, rapat pleno akan segera digelar untuk menentukan waktu pelaksanaan Munas Golkar. "Pertengahan bulan Juli ini rencananya kami akan pleno," ujar Andi di lokasi yang sama.
Simak Juga: Adu Kuat Bambang Soesatyo vs Airlangga Menjelang Munas Golkar
Andi menyebut, di internal partai saat ini sikap para elit terbelah. Sebagian ada yang menginginkan munas digelar September, sebagian lagi menginginkan Desember 2019. Sementara Presiden Jokowi, menurut dia, sudah terkonfirmasi menginginkan partai-partai koalisinya menyelesaikan agenda-agenda politik partai sebelum Oktober.
"Beliau mau duduk dengan pimpinan politik yang sudah punya legitimasi kuat. Tidak ada lagi nanti munas setelah pelantikan, kompromi lagi. Nanti kita lihat saja, dorongan Munas Golkar ini anginnya ke Desember atau September," ujar Andi Sinulingga.