TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pernah mengatakan sakit kanker paru-paru stadium 4 yang dideritanya adalah takdir.
Baca: Sutopo Wafat, Bunga Duka Dikirim Jokowi, SBY, Sampai Anies
"Saya terima bahwa ini adalah takdir saya. Sama seperti orang-orang yang terkena gempa dan tsunami," kata Sutopo ketika diwawancara The New York Times pada 28 Desember 2018.
Sutopo mengatakannya sesaat setelah gempa 7 magnitudo menerpa Lombok pada Agustus 2018. Sutopo pun menerima banyak telefon dari berbagai media ketika ia sedang menjalani pengobatan. Gempa itu menewaskan sedikitnya 550 orang.
“Ketika terjadi bencana, saya harus melakukan konferensi pers. Adrenalin saya meningkat sampai-sampai saya lupa sedang sakit. Sesaat sampai rumah, saya baru merasakan sakitnya," katanya.
Sutopo sebelumnya didiagnosa mengidap kanker paru-paru stadium 4B pada umur 48 tahun pada awal tahun 2018. Saat itu dokter mengatakan bahwa harapan hidup Sutopo berkisar satu hingga tiga tahun.
Baca: 2 Periode Paling Menakutkan Bagi Sutopo, dan 32 Lamaran
Sutopo meninggal di St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Cina, pada Ahad, 7 Juli 2019 pukul 02.00 waktu setempat. Jenazah rencananya akan diterbangkan dari Cina ke Jakarta pada Ahad sore. Selanjutnya jenazah akan dibawa ke tempat kelahirannya di Boyolali, Jawa Tengah, untuk dimakamkan.