TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Menurut Megawati, Sutopo bukan hanya sosok humanis yang tetap setia menjalankan tugas meski sedang sakit.
"Bagi saya, beliau adalah pejuang sosial kemanusiaan," kata Megawati melalui keterangan tertulis, Ahad, 7 Juli 2019 di tengah lawatannya ke Beijing, Cina dalam rangka menghadiri The World Peace Forum.
Baca juga: PBNU: Sutopo Purwo Nugroho Orang Baik
Sutopo meninggal di St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Cina, pada Ahad hari ini pukul 02.00 waktu setempat. Pria berusia 49 tahun itu meninggal dalam perjuangannya melawan penyakit kanker paru-paru. Sejak awal Januari 2018, Sutopo divonis mengidap kanker stadium 4B.
Megawati menyebut Sutopo orang yang gigih dan tak luntur harapan meskipun sakit. Dalam situasi tanggap darurat, kata dia, Sutopo menjalankan fungsi kehumasan dengan amat baik. Dia mampu menjadi jembatan penghiburan, membangun harapan di tengah bencana, dan membantu menenteramkan masyarakat. Atas dedikasi itu, Megawati berharap pemerintah memberikan penghormatan terbaik bagi Sutopo.
"Informasi terkait penanganan tanggap darurat, bantuan ke korban, dan juga berbagai upaya yang dilakukan BNPB disampaikan dengan baik dan tepat, sampai melupakan rasa sakitnya sendiri," kata mantan presiden ini.
Baca juga: Sutopo BNPB: Dari Sederet Penghargaan ...
Mega mengenang kaitan sejarah dengan berdirinya BNPB. Ketika wakil presiden di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ia menyadari bagaimana Indonesia berada di daerah cincin api (ring of fire). Ia lalu mentransformasikan Departemen Sosial yang dibubarkan Gus Dur menjadi Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi. "Yang kemudian menjadi cikal bakal BNPB."
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan Sutopo dan BNPB selama ini. "PDI Perjuangan merasa kehilangan sosok berdedikasi itu," kata Hasto lewat keterangan tertulis yang sama.